Kisah Teladan Seorang Pemimpin

Leave a comment


Kalau tidak salah, KH Zainuddin MZ pun pernah menceritakan keteladanan Sayidina Umar bin Khattab ini, saya rasa masyarakat sudah terlalu faham lah bagaimana pemimpin harus bersikap, bukan main gusur apalagi main rebut seenaknya. More

Tanggapan Buat Komentar Menarik

16 Comments


Terima kasih yang sebanyak banyaknya saya ucapkan kepada saudara Dion. Atas komentar komentarnya di sini. Sungguh, yang seperti itulah yang selama ini saya tunggu tunggu. Anda telah membuat saya menjadi terinspirasi buat menulis lagi di blog yang mulai terlupakan oleh saya sendiri ini. Sekaligus artikel ini saya juga tujukan sebagai tanggapan dari komentar komentar anda. Saya mulai sekarang. More

Cinta Segi Banyak (relaunch)

56 Comments


Joe mengisap dalam dalam rokoknya, beberapa saat kemudian ia pun menghembuskannya lagi dengan diiringi suara laksana orang melenguh, perut laparnya kali ini sudah tidak bisa dibohongi lebih jauh, kenikmatan mengisap rokokpun sudah jauh berkurang karenanya. Kemudian ia pun melirik Anto yang sedang berbaring di dekatnya. Anto sedang dalam posisi rebahan dengan rokok di tangan yang sudah hampir habis tidak terisap, mungkin anak satu itu juga sedang banyak pikiran.

“Oy, lapar banget nich” ujar Joe

“Sama” sahut Anto

“Makan apaan nich?” sambung Joe

“Mau beli di warung lagi? Emangnya duit masih banyak?”

“Ya biasalah, mari kita lakukan apa yang biasanya kita lakukan, memanfaatkan teman teman dengan maksimal” ujar Joe lagi.

“Kemaren malam kita udah ke rumah Desti numpang makan, kemaren malamnya lagi ke rumah Nadya, masa harus balik ke rumah salah satu dari mereka lagi?“

“Ya biarlah, mau bagaimana lagi? Kan cuma dua itu tempat cari makan kita yang nyaman, teman teman akrab yang lain pada kost semua, kedatangan kita untuk merampok sembako mereka malah membuat mereka kesusahan, memang tinggal dua cewe itu aja lagi harapan kita” sambung Joe.

“Aduh, aku juga malas ke rumah mereka berdua lagi, emang sich deket aja, cuma kita kalau pulang dari sana, kan selalu malam malam, ga enak sama keluarga mereka berdua” sambung Anto.

Rumah Nadya dan Desti memang berdekatan, hanya terpisah sekitar 2 kilometer, sehingga biasanya Joe dan Anto yang jalan jalan ke rumah mereka berdua itu dengan gampangnya mengambil keputusan. Apabila Desti ga ada di rumah, maka mereka langsung melanjutkan ke rumah Nadya, dan sebaliknya. Yang bikin pusing adalah kalau dua cewe itu sama sama ga ada di rumah.

“Gimana kalau kita sedikit berdiplomasi aja” kata Joe

“Maksudnya?”

“Ya kita bawa aja, telur mentah atau mie instan, pura puranya sich minta tolong numpang masak, dengan harapan dikasih makanan tambahan”

“Ide bagus, deal!”

Dan kali ini rencana besar mereka berdua tidak boleh gagal, maka untuk itu sebelum merepotkan bertamu ke rumah Nadya, mereka terlebih dahulu menelepon ke rumah Nadya untuk memastikan bahwa dia berada di rumah, sekaligus konfirmasi bahwasanya mereka berdua ingin sekali menjenguk dia karena udah kangen.

Sedikit info tentang Nadya. Cewe ini tinggal dengan keluarga pamannya yang kebetulan berprofesi sebagai pasukan anti-komunisme berseragam kacang ijo, sering kali rumahnya kosong karena pamannya dinas sampai malam, sementara yang lain macam bibi, ponakan dan lain sebagainya hingga saat tulisan ini dipublikasikan tidak dapat diketahui keberadaanya.

Justru itu yang disukai oleh Joe dan Anto, karena mereka bisa bebas merdeka di rumah Nadya. Ga seperti misalnya kalau ke rumahnya Desti yang tinggal dalam rumah yang diisi oleh keluarga lengkap, ada ayah, ibu, dan adik. Hanya saja keluarga Desti memang ramah dan sering mengajak mereka makan kalau mereka berdua bertamu ke sana, hal inilah yang membuat dua anak pencari makanan gratis ini memilih untuk sering bertamu ke rumah Nadya dan Desti. Memang biasanya mereka ngobrol sampai larut malam, sehingga sempat terbersit ketidaknyamanan dalam hati Joe dan Anto.

Maka dua orang makhluk inipun berangkat ke rumah Nadya, ga perduli mereka yang biasanya datang malam sehabis Magrib, kali ini mereka datang lebih awal, sebelum adzan Ashar mereka sudah berangkat, maklum udah kelaparan kelas tinggi. Sekaligus menghindari kemalaman, rencananya mereka sebelum atau sesudah Magrib, mereka bakalan minggat dari rumah Nadya, demi menghindari fitnah sekaligus merencanakan keberangkatan menuju arah lain buat makan malam.

Kejadian selanjutnya berjalan normal. Joe dan Anto datang dengan wajah polos sambil nanya “Nad, minta tolong masakin telur ya, sekalian minta nasi putihnya” ujar Joe. “Oke, mau dimasak apa? Direbus atau digoreng?” sambung Nadya, “Ya terserah kamulah, yang penting itu telur dua biji itu bisa jadi telur masak yang komplit dengan nasi dan lauk lainnya” sambung Anto sambil tersenyum. “Huh, udah ketahuan kok niat kalian memang minta makan, alasan aja bawa bawa telur sekalian” sahut Nadya. “He he, kali inikan beda Neng, kali ini kami minta tolong, bukan minta makan seperti biasanya”.

Sehabis makan, keluarlah suguhan berupa teh sebagai teman rokok, harusnya sich kopi tapi di rumah itu ga ada kopi. Merekapun ngobrol di luar, supaya ruangan tamu rumah pamannya Nadya ga keracunan aroma rokok. Seraya ngobrol ngalor ngidul Joe dan Anto memeperhatikan keadaan sekitar, para tetanggga yang biasanya ga pernah keluar masuk rumah malah terlihat berseliweran, dan nampak memperhatikan mereka.

“Ah cuek aja, toh ga pacaran ini, lagian mana ada laki laki datang ke rumah cewe buat pacaran berdua dengan laki laki lain saat rumah lagi kosong….” dan sebagainya dan sebaginya pikir mereka berdua.

Hanya saja apa yang selama ini mereka takutkan terjadi, yaitu tuan rumah yang sudah merasa kerepotan menanggulangi dua manusia merepotkan ini. Bukan teguran dari masyarakat sekitar yang mereka takutkan tapi justru dari tuan rumah itu sendiri seperti apa yang kemudian dikatakan oleh Nadya “Kayanya kalian harus mengurangi frekuensi kedatangan kalian ke sini deh, apalagi yang malam malam”

“Ya ini juga kami datangnya sore, lagian kami juga udah merasa ga enak kok datang ke sini hampir tiga hari sekali” ujar Anto dengan bijak, “Trus kayanya juga orang orang sekitar sini pada merhatikan terus kalau kami datang, seolah curiga kami ini pacar kamu padahal mana ada satu wanita dengan dua laki laki, yang ada kan dua/lebih wanita dengan satu laki laki” sambung Joe.

“Ya emang pernah sich pamanku ditegur oleh ketua RT dan tetangga, katanya di rumah ini sering datang laki laki saat aku di rumah sendirian maupun ga sendirian” kata Nadya lagi.

“Heh, masa sich sampai separah itu? Aku kok merasa ada yang salah? Perasaan yang bakalan jadi masalah itu adalah pulang malam dan suara knalpot motor yang ribut dan mengganggu ketenangan malam, bukan frekuensi kedatangan laki laki ke rumah seorang wanita, toh kami ga datang ke rumah ini tiap hari dan tidak pernah melakukan hal hal yang mencurigakan seperti pintu yang ditutup atau sampai sampai suara desahan dan erangan seperti saat dua orang beda jenis kelamin sedang menghubungkan jenis kelamin mereka masing masing” ujar Joe membatin, namun ia pun malas menyambung lebih lanjut. Toh ia dan Anto juga sedang mengincar tempat lain sebagai tempat penampungan mereka selanjutnya.

Setelahnya, mereka memang benar benar mengurangi intensitas kedatangan mereka baik ke rumah Nadya atupun Desti, mereka mulai mendatangi rumah Rizma, meski untuk mencari rumah Rizma mereka harus putar putar karena sama sama ga ingat letak persisnya, kalau saja dari dulu mereka tau bahwasanya rumah Rizma juga nyaman buat numpang makan, sudah dari dulu dulu mereka memanfaatkan rumah ini buat P3K.

Hingga sampai beberapa minggu kemudian tersebarlah kabar menghebohkan bahwasanya Nadya sudah berpacaran dengan Difo, seorang pria kampus yang hobi mencari wanita untuk dijadikan pacar, padahal sebelumnya santer gossip/isyu bahwasanya Difo sedang mengincar Rizma sebagai pacar barunya, gara gara Rizma pernah boncengan dengan Difo sambil pelukan. Nah, yang lebih hebih heboh lagi adalah hubungan pacaran antara Difo dan Nadya tidak lama kemudian putus gara gara gangguan dari sobat karib Difo sendiri yaitu Shan.

Difo dan Shan adalah sepasang sahabat sama seperti Joe dan Anto, hanya saja dua anak ini memang kakak angkatan dari Joe dan Anto. Bukan kali ini saja lagu Padi berjudul Sobat itu nyetel dengan kondisi mereka, jauh sebelumnya mereka pernah berebut pacar dimana ujung ujungnya adalah Shan yang menang, hingga akhirnya si sobatnya Difo yang kemudian menyanyikan “Oh sobat, maafkan aku mencintainya……..” sambil kemudian memacari pacar sobatnya. Kalau sebelumnya Shan adalah pemegang hak pertama, maka kali ini, dalam kasus ini Difo lah yang menang, dialah yang menjadi pemegang hak pertama untuk kemudian direbut paksa oleh Shan diserahkan pada Shan.

Entah apa yang bisa membuat mereka tetap saling mencintai sebagai sahabat, mungkin karena mereka sudah pernah tukar tukaran barang barang pribadi sehingga sampai sampai pacar pun digilir ditukar tukar. Ada satu hal yang patut dipuji dari persahabatan mereka yang benar benar tahan banting dan abadi, sampai berkali kali rebutan dan bergiliran memacari wanita yang sama tapi mereka tetap berkawan baik, luar biasa!

Dahsyatnya lagi, mereka selalu mencintai dan mengincar wanita yang sama sebagai pacar baru untuk kemudian diperebutkan secara halus maupun kasar, secara logis sampai mistis, namun masing masing tetap menerima kekalahan dengan jantan, sambil bersiap siap merencanakan gerilya merebutnya dari tangan sahabat sendiri tanpa mengurangi rasa dan arti persahabatan.

Dan hampir seluruh dunia heboh, heboh memperbincangkan fenomena hangat yang sedang berlangsung. Tak urung Joe dan Anto pun turun tangan, karena mereka ingat jelas bahwasanya mereka sebagai kawan seangkatannya Nadya mereka pernah terang terangan menasehati Nadya agar ia tidak memilih Difo maupun Shan sebagai pacarnya. Saat itu Nadya juga menjawab bahwa dia tidak akan memilih baik satu maupun keduanya dari dua playboy tersebut. Meski kemudian kenyataan berbicara lain, Nadya malah pilih keduanya. Entah apa yang terjadi saat itu. Uniknya lagi, Difo dan Shan dulunya bersikeras mengkonfirmasi bahwasanya mereka tidak ngincar Nadya!

Sebenarnya inti dari permasalahannya adalah ketidaknyamanan Joe dan Anto terhadap Nadya karena sering direpotkan oleh mereka berdua, tidak menyangka bahwasanya sampai sampai Nadya tidak enak dengan orang rumah dan tetangga. Namun akhirnya mereka berhasil mengambil kesimpulan bahwasanya mereka berdua bukanlah satu satunya penyebab ditegurnya Nadya dan pamannya atas seringnya datang laki laki ke rumah itu, melainkan Difo dan Shan yang juga berperan besar. Rupanya selama ini selain Joe dan Anto yang sering datang ke rumah Nadya, masih ada Shan dan Difo yang bahkan lebih gencar dan intensif bahkan bisa bisa siang sore dan malam alias mereka datang tiga kali sehari.

“Busyet, aku sudah curiga, ga mungkin kedatangan kita berdua yang membuat sikap Nadya berubah seolah tidak menerima kita lagi” ujar Joe membuka diskusinya dengan Anto.

“Maksud kamu gimana?” sahut Anto

“Begini, kan terakhir terakhir kita ke rumah Nadya sudah merasa dia ga welkom dengan kedatangan kita, dulu aku menyangkanya dia memang benar benar merasa kerepotan, meski untuk menolak secara halus kedatangan kita ia menggunakan alasan pernah ditegur. Sementara analisa dan asumsi kedua adalah memang pamannya yang keberatan ponakannya didatangi terus oleh laki laki merepotkan. Ternyata malah dari Nadya nya sendiri yang memang mau jaga jarak dengan kita karena dia lagi didekati dua playboy itu”

“Lho, bukannya selama ini dia juga welkom dengan kita karena dia memang sedang milih milih antara aku, kamu, Difo, ataukah Shan. Dan akhirnya dia milih Difo untuk kemudian menerima Shan dengan sebagai pacarnya. Untung aja salah satu kita tidak ikut terbawa arus”

“Bah, bisa aja kamu, gini gini juga aku masih bisa membedakan mana cewe yang pengen kupacari dengan mana cewe yang enak untuk dijadikan teman. Sekarang sich bukannya mau menghina atau apapun namanya, dan bukan menggenarilisir wanita, tapi khusus untuk Nadya aku merasa bahwasanya karakternya dia adalah wanita yang berbahaya”

“Darimana kira kira kamu menilainya seperti itu” tanya Anto?

“Ya dari sikapnya selama ini, juga dari ucapan kamu tadi. Begini, seandainya kita berempat mendekatinya dengan maksud hati menjadikannya pacar, tak urung dia akan menerima kita semua dengan senang hati, sambil sesuka hatinya memilih mana yang paling menguntungkan. Untuk kemudian menyingkirkan laki laki lain yang gagal memberi keuntungan dan merebut perhatiannya” Jawab Joe.

“Ya kalau gitu kita berdua termasuk manusia manusia beruntung, ga punya kesamaan selera dalam mencari pacar, plus ga terjebak dalam satu wanita untuk kemudian diperebutkan”

*Cape, nulisnya udah banyak banget, ceritanya disingkat aja*.

Singkatnya, Shan kemudian tanpa sengaja menjadikan Nadya sebagai istri. Karena selama mereka pacaran Shan suka sekali melakukan hunting wanita baru tanpa memutuskan hubungannya dengan Nadya, banyak anggapan bahwasanya Nadya memang sengaja “menjebak” atau membiarkan Shan menghamilinya agar dia tidak lagi kehilangan Shan, banyak juga yang mengatakan bahwasanya rumah Nadya yang sering kosong menyebabkan terjadinya kesempatan buat niat untuk melakukan hubungan sex yang memang sudah mengebu gebu menjadi terlaksana.

Tetapi setidaknya, dengan menikahi Nadya, Shan telah menepati janjinya pada Difo bahawsanya dia akan menjaga baik baik Nadya. Saat Difo kehilangan Nadya dan ternyata yang menjadi tambatan hati Nadya selanjutnya adalah sobatnya sendiri yaitu Shan, Difo pernah meminta agar Shan menjaga Nadya baik baik, dan kini itu semua telah dipenuhi Shan.

Sementara Difo juga tidak berhenti sampai di sini, dia tetap memuaskan rasa hausnya terhadap wanita, meski kemudian Shan dan Difo sempat berebut pacar lagi dimana saat saat ini Nadya mengetahuinya dan malahan curhat dengan Difo sebagai mantan pacarnya.

Belum lagi mantan pacar Difo yang juga mantan pacar Shan yang lain juga sempat merepotkan Joe dan Anto yang sempat menjadi korban curhatnya. Joe dan Anto terpaksa menjadi pendengar yang baik atas segala keluh kesahnya si mantan yang mengaku masih mencintai salah satu dari Difo dan Shan. Untunglah akhirnya mereka mampu melepaskan diri dari Shan, apalagi setelah Shan dan Nadya menikah mereka makin kehilangan hubungan dengan Shan.

Sementara Difo masih tak henti hentinya merepotkan Joe dan Anto dalam hal membina hubungan dengan wanita, mulai dari minjam dan tukaran kendaraan saat ngapeli dan hunting cewe. Kenapa harus tukaran? Agar terhindar dari penglihatan cewenya bahwasanya dia jalan dengan cewe lain. Belum lagi peminjaman kamar kost untuk berbuat mesum ngobrol dengan cewenya, sampai sampai minta tolong untuk menjagakan rahasia Difo sebagai penggoda wanita. Sampai akhirnya Difo menemukan kekasih sejatinya hingga sekarang. Kekasihnya itu ternyata bukanlah yang terkahir karena Difo masih tetap haus akan wanita, maka diapun terus berselingkuh dan tetap berjuang mencari selingkuhan.

Bagi yang ingin mengetahui kisah dan tokoh aslinya bisa menghubungi Saya, Manusiasuper atau Amd.

Older Entries