Mantab Ged! Sebuah imajinasi mantab kamu tuangkan di post kamu. Kamu berhasil memancing otak saya buat mikir (meski saya mau camping). Gara gara postingan kamu saya jadi mikir, kenafa Islam (Nabi Muhammad Salaulohualaihiwassalam) diturunkan di Arab? Kenafa Islam harus bahasa Arab? Kenafa al Qur’an harus pake bahasa Arab?
Harus jawab darimana dulu ya? Dari segi bahasa aja deh. Kenafa Al Qur’an itu harus pake bahasa Arab? Sebagai orang yang KTP nya berkolomkan agama Islam sebagai salah satu kolomnya, serta sebagai mantan mahasiswa kebahasaan. Maka jawaban saya juga adalah dari segi bahasa. *kok gaya bahasanya jadi muter muter ga karuan gini??*.
Gini, menurut penerawangan saya, dan menurut kelupaan dan kealpaa’an saya, bahasa Arab adalah bahasa yang paling komplit secara linguistics. Seluruh organ of speech pada manusia tergunakan demi membunyikan every sound of Arabic. Seluruh place of articulation maupun manner of articulation dipakai guna membunyikan setiap unit terkecil dari bahasa Arab.
Tidak seperti bahasa Indonesia yang maner of articulationnya ga lengkap. Karena (rata rata) ga ada voiced sound di akhir kata. Misalnya kata kata Jagad yang final soundnya adalah /d/, namun pada pengucapannya dilafalkan sebagai /t/. Sementara dalam bahasa Arab, kata kata Muhammad, yang final soundnya adalah /d/ tetap dilafalkan /d/, bukan /t/. Mungkin ini juga yang sering bikin guru ngaji mencak mencak karena anak didiknya tak kunjung becus tajwidnya.
Jadi intinya bahasa arab itu adalah bahasa terbaik dari segi sound system dan sound combinationnya. Begitu pula dengan struktural/grammaticalnya. Sedangkal pengetahuan saya… dalam bahasa Arab ada kata sandang yang jelas buat “dia perempuan (she)”, “dia laki laki (he)”. Termasuk juga kata sandang feminim/maskulin macam dalam bahasa Jerman der Vater dan die Mutter.
Untuk lebih jelasnya atau sekedar perbandingan masalah bahasa dan kata sandangnya ini. Silakan tanyakan pada para ahlinya orang orang yang berkompeten macam Teh Jurig (Deutsch), Bang Arif atau Ari (Dutch). Atau kepada salah satu tukang koreksi Grammar berikut. Pokoknya bahasa Arab adalah bahasa yang linguistically best.
Jadi… Al Qur’an itu ada pada posisinya sebagai bahasa terbaik. Apa fungsi utama bahasa? Sebagai alat komunikasi. Komunikasi yang baik menunjukkan tingginya kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Jadi bahasa Arab adalah bahasa yang menunjukkan bahwasanya penggunanya (yang mempelajarinya secara mendalam, sungguh sungguh dan berkala serta serius) adalah makhluk sosial interaktif yang bisa berkomunikasi dengan baik, plus memiliki pengetahuan tinggi. Bahasanya saja bagus dan bermutu, gimana kapasitas otaknya, ya ga?
Sayangnya. Kedahsayatan bahasa Arab tidak dibarengi dengan isi hati yang baik. Suku/Ras Arab memiliki alat komunikasi yang mengandung ilmu pengetahuan kelas tinggi. Sayangnya kapasitas otak cerdas dan brilian mereka berbanding terbalik dengan isi hati mereka yang busuk dan biadab!. Mengubur hidup hidup putri sendiri, mandi arak/khamar/Jhonny Walker (bukan minum lagi tapi MANDI!), tukang perkosa (sampai sekarang masih terjaga), suka judi dsb. Tak heran jika YANG MAHAKUASA mengutus Rasulullah untuk menyingkronkan kapasitas otak bangsa Arab dengan isi hati mereka, dengan cara yang manusiawi pula.
Maka sebenarnya kita harus bangga dan bersyukur bahwasanya Nabi Muhammad tidak diturunkan di Indonesia. Artinya Indonesia orang orang Indonesia lebih beradab dan sopan daripada bangsa Jahiliyah Arab yang biadab itu. Sayang, isi hati yang nampaknya baik itu justru berbanding terbalik dengan kapasitas otak rakyat Indonesia. Begitukah? Saat Nabi turun mungkin ya, tapi tidak sekarang, kemajuan ilmu pengetahuan telah membuat dunia Pintar. Orang orang Indonesia sekarang tidak hanya sopan kok. Tapi juga rapi dalam menyimpan kebusukan, hasil korupsi dan lain sebagainya.
Nah. Dengan keadaan diatas, haruskah kita bangga dengan budaya Arab seperti misalnya berpakaian/berdandan kearab araban? Atau bergaya sok orang Arab? Kalau mempelajari BAHASA ARAB justru bagus, karena itu akan membantu kita manusia untuk membongkar ilmu pengetahuan dalam Al Qur’an. Untuk itulah saya bersyukur dengan adanya mas Agor yang rajin berbagi soal kedahsyatan ilmu pengetahuan yang terkandung dalam Al Qur’an. Salah satu contohnya ada di artikel beliau yang ini.
Sedangkan Arabisasi? Ho ho ho, nanti dulu… Apakah kita semua mau berdandan seperti tukang mandi arak dan tukang kawin sembrono asal padang pasir sono? Kalau para wanita Arab berpakaian tertutup dari ujung kepala sampai ujung kaki hingga hanya tersisa dua lubang untuk mata, itu adalah demi menjaga diri mereka daripada debu padang pasir. Kalau di Indonesia? Dandanan seperti itu saya yakin akan menghasilkan tuduhan bahwasanya anda adalah istri seorang terorrist.
Pesan saya sebelum berangkat ke kahung… Sadarlah, bangsa dan tanah Arab memang menjadi tempat terpilih. Tempat dimana YANG MAHAKUASA menurunkan utusan utusanNYA. Namun mereka (para utusan) diturunkan bukan buat mengumumkan pada dunia bahwasanya bangsa Arab adalah yang paling sopan dan beradab. Melainkan untuk mencegah kebiadaban dan ketidaksopanan bangsa Arab supaya tidak menulari bangsa lain.
Sekaligus kedatangan utusan utusanNya adalah untuk mengeksplor kedahsyatan bahasa mereka (Arab) agar dunia tau, bahwasanya Arab punya bahasa yang paling luar biasa, serta bernilai Sains tinggi, kalau tidak mau dikatakan sebagai bahasa terbaik dunia…..
Maaf, sebenarnya saya masih ingin menyambung tulisan ini. Namun saya masih harus menyiapkan segala barang untuk dipacking karena saya mau camping. Kali ini bukan untuk bersenang senang/mencari tuhan. Melainkan untuk menjadi Panita Latihan Pemantapan buat seluruh Anggota Muda IMPAS-B yang akan dilantik menjadi Anggota Penuh. Mana Kekasih tercinta juga udah nelp, maklum mau ditinggal. Kami ingin menghabiskan malam sebelum kami akan saling merindukan dalam beberapa hari kedepan. Selamat berpisah untuk sementara ya….
Started at 23:50. 25 July 2007 until 26 July 01:46. My boring room. Finishing touch at 08:27 GMT +08:00
Neo Forty-Nine
Jul 26, 2007 @ 10:02:43
😀
Kopral Geddoe
Jul 26, 2007 @ 10:12:21
KEDUAX
Luna Moonfang
Jul 26, 2007 @ 10:12:25
ada quote :
*berkesan OOT ya … mungkin juga*
Kopral Geddoe
Jul 26, 2007 @ 10:13:57
Ada juga tulisan yang bagus di sini 🙂
Kopral Geddoe
Jul 26, 2007 @ 10:15:35
Makanya di timur jauh nggak ada nabi yang diekspos terlalu jauh, ya. Mungkin malah nabinya nggak ada — mereka nggak butuh wahyu untuk jadi beradab 😆
Neo Forty-Nine
Jul 26, 2007 @ 10:21:02
@Teteh dan Geddoe: Maaf, saya mau pamit. nantikan juga Postingan ini (munculnya nanti sore). sebagai konfirmasi keberangkatan saya kali ini
Kopral Geddoe
Jul 26, 2007 @ 10:48:30
…
…
…
KETUJUHX 😛
salendra
Jul 26, 2007 @ 10:53:53
klu nabi dan rosul turunya di dibandung kan ngk seru dikit tantangannya heee
agorsiloku
Jul 26, 2007 @ 11:00:45
Welll, artikel cantik, juga dgn bhs cantik…. Semakin jadi rupanya Mas Farid menulis… juga produktif luar biasa. Betul, tidak ada bahasa sematematis bahasa Arab. Dan tidak dilupakan pula, bahasa Arab dipelihara pula oleh Al Qur’an, oleh berbagai bangsa di dunia memberikan kontribusi tidak kecil akan kecanggihan bahasa ini.
Salam.
caplang™
Jul 26, 2007 @ 11:22:20
o0o begitu toh…
*beli onta*
cK
Jul 26, 2007 @ 11:53:37
wah…tumben farid bisa berpikir seperti ini 😀
nih saya kasih untuk tulisan ini
sikabayan
Jul 26, 2007 @ 11:54:26
euh… mungkin hanya sebagai contoh kang… kalo barang bagus ditaruh ditempat paling buruk juga tetap sajah bagus…
Rizma
Jul 26, 2007 @ 12:33:18
Hmm,, gitu ya??
Ma ga tau orang arab gimana banget sih ya,,
NuDe
Jul 26, 2007 @ 12:45:57
jadi pengen belajar lughoh, nafwu, shorof… gak ngerti babar blas seh
Kopral Geddoe
Jul 26, 2007 @ 13:22:11
@ cK
Kok kesannya cuma mau pamer latex… 😕
ninoy
Jul 26, 2007 @ 13:29:50
deuuuuuuuh yang baru jadian, postingannya bagus nih *OOT banget tp pengen komen* hmmmm tp asli bagus ko postingannya, saya juga sempet bertanya hal yang sama dengan judul postingannya, dan jawabannya kurang lebih sama….
wedulgembez
Jul 26, 2007 @ 14:22:55
Kalau para wanita Arab berpakaian tertutup dari ujung kepala sampai ujung kaki hingga hanya tersisa dua lubang untuk mata, itu adalah demi menjaga diri mereka daripada debu padang pasir
====================================================
bukannya dari mata lelaki yang pasiren
cK
Jul 26, 2007 @ 15:00:35
@ difo
diam kamu™ 😆 😆
Mihael "D.B." Ellinsworth
Jul 26, 2007 @ 15:08:26
Mau kemping kok bahas Agama…. 😕
*Digetok* 😆
Fadli
Jul 26, 2007 @ 15:41:12
*Serius Nih*
Kenafa al Qur’an harus pake bahasa Arab?
FYI, Allah SWT sendiri telah menjawabnya dalam kitabNya yang mulia, Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab untuk memudahkan kamu mempelajarinya.
Bagi yang pernah mempelajari ilmu bahasa, pasti mengerti maksud saya.
Pada zamannya bahasa Arab adalah bahasa yang sangat maju.
eucalyptica
Jul 26, 2007 @ 17:18:05
Mantaf!!! *save @ wisewords*
irvan132
Jul 26, 2007 @ 17:43:46
yang penting mah jangan percaya kalo bacaan sholat pake bahasa indonesia.
sampah banget itu. 😀
-IT-
sora9n
Jul 26, 2007 @ 19:57:48
Mantaafffzzz….
*tepok tangan habis baca*
whitegun
Jul 27, 2007 @ 03:33:08
Membaca segala istilah pengucapan dlm bhs inggris di atas jadi inget jaman kuliah dulu. Istilah kyk gini akrab bgt di kuping walau gak sepenuhnya dimengerti.
Aku setuju dgn pendapat Farid tentang penampilan yg kearab-araban. Kita gak hrs kearab2an, buat apa meniru bangsa bejat kyk gitu. Di indo gw liat malah kebalikannya, merasa bangga kalo udah tampil kearab2an, dia pikir kalo dia udah tampil kearab2an maka dia bakal dinilai sebagai orang yg paling alim, mulia dan terjamin masuk surga… blom tentu lageee… emangnya lo nabi.
Bhsnya seh ok, gw juga akui itu, bahkan seorang sarjana bahasa yg coba mendalami bhs arab sendiri mengakui kalo bhs arab adalah bhs paling kaya di dunia, terlalu banyak cabang2 dari bhs arab ini yg harus dipelajari dan terlalu sulit untuk dipelajari.
venus
Jul 27, 2007 @ 09:14:56
hhmmmm…gitu ya???
Kopral Geddoe
Jul 27, 2007 @ 16:06:43
Pertanyaan…
Kalau memang bahasa Arab itu paling kaya, rumit, dan kompleks, kenapa justru itu yang dipilih sebagai bahasa untuk menurunkan wahyu? Bukannya malah tambah susah dipelajari, dan gampang disalahartikan? 😕
*serius*
passya
Jul 28, 2007 @ 14:13:29
Astgahfirullah!! ente ngomong afa ini….
yang membuat saya kadang heran, sampe sekarang saya bisa membaca aksara arab (pake ‘b’ bukan ‘p’) tapi malah lupa aksara batak. teman saya juga lupa tuh honocoroko… tapi gape kitab kuning…. 😛
Fortynine
Jul 29, 2007 @ 23:56:51
@Kopral Geddoe: Makanya di timur jauh nggak ada nabi yang diekspos terlalu jauh, ya. Mungkin malah nabinya nggak ada — mereka nggak butuh wahyu untuk jadi beradab 😆. Jelas mereka beradab, pakaiannya aja tertutup (kimono), padahal Nabi ga turun di sana….
@salendra: Ntar agama banyak ‘teh’ nya… 😀
@caplang™: Udah nemu ontanya??? 😀
@cK: Kenafa cuma itu? kenafa bukan ciuman??? 😀 *dasar otak ngeres*
@ninoy: Makasih…
@Mihael “D.B.” Ellinsworth: 😆
@Fadli: Tafsir saya. Dibilang mudah supaya mau mempelajari. sebab kalau dibilang susyah malah ga mau mempelajari. 😀
@irvan132: Oke……..
@eucalyptica&sora9n: Makasih makasih………….. 😀 😆
@whitegun: Harusnya sich menjadikan tantanga untuk mendalami bahasa… ya kan?? 😀
@Kopral Geddoe: Supaya terjadi perbedaan persepsi, dan perbedaan adalah rahmat, sekaligus sumber inspirasi… 😀
@passya: Hebat dong Mas, yang susyah aja bisa apalagi yang levelnya dibawah bahasa Arab 😀
Jangan Latah … « Jurig Bageur
Jul 30, 2007 @ 12:03:43
Neo Forty-Nine
Jul 30, 2007 @ 22:42:09
@agorsiloku
Makasih mas. 😀
Ga seproduktif Mas dalam menulis, jauh lagi kualitasnya………. 😀
@sikabayan
Artinya bahasa Arab memang bagus… gitukan Kang???? 😀
@wedulgembez
Yang anda sebutkan masuk juga
@venus
😀
@NuDe
udah blum belajarnya? 😀
@Rizma
Cari aja pacar orang Arab 😀
Irwan
Aug 01, 2007 @ 02:22:46
Sepanjang yg saya pahami bahasa Arab itu Ibunya bahasa.
Di Arab banyak syair2 yg indah membuat orang tertegun dan Al Qur’an lebih indah dari itu. Qur’an bukan sekedar syair tapi, ia membawa kebenaran dan ilmu pengetahuan bagi orang yg berfikir.
Neo Forty-Nine
Aug 01, 2007 @ 13:01:47
😀
Sayangnya banyak yang suka menggunakan akal………… 😆
sylvia
Aug 02, 2007 @ 13:43:41
i think it’s miracle to find out that islam berasal dari Arab, soalnya ya itu diye emang orang sana punya budaya yang bar-bar gitu jadi jika islam berhasil melembutkan hati mereka yang sekeras itu it could work well in other place. it does … i think.
Neo Forty-Nine
Aug 02, 2007 @ 14:54:58
Islam diturunkan buat memperbaiki yang ancur kok, bukannya memperbagus yang sudah bagus… 😀
Dimashusna
Aug 02, 2007 @ 21:33:19
Sekedar melengkapi, komentar ini diambil dari buku Lentera Hati. tulisan DR. M Quraish Shihab.
Mengapa Islam Diseru dari Mekkah?
Kalau anda ingin menyampaikan pesan ke seluruh penjuru, sebaiknya Anda berdiri di tengah, di jalur yang memudahkan pesan itu tersebar. Hindari tempat di mana ada kekuatan yang dapat menghalangi atau merasa dirugikan. Kemudian pilih penyampai pesan yang simpatik, berwibawa dan berkemampuan sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Timur tengah adalah jalur penghubung timur dan barat, maka wajarlah jika ia menjadi tempat menyampaikan pesan Ilahi yang terakhir.
Pada masa Nabi Muhammad SAW, yaitu abad ke-5 dan ke-6 masehi, terdapat dua adikuasa. Pertama, Persia yang menyembah api dan ajaran Mazdak mengenai kebebasan sex yang masih berbekas pada masyarakatnya sehingga permaisuri pun harus menjadi milik bersama. Kedua, Romawi yang Nasroni yang masihjuga dipengaruhi oleh budaya Kaisar Nero yang memperkosa ibunya sendiri dan membakar habis kotanya.
Kedua adikuasa ini bersitegang memperebutkan wilayah Hijaz di timur tengah yang ketika itu belum terkuasai, walau upaya telah dilakukan secara halus ole Utsman bin Huwairits (seorang antek Romawi), dan dengan kekerasan oleh Abrohah bersama pasukan gajahnya. Dalih serangan Abrohah adalah penghinaan terhadap rumah ibadah yang dibangunnya di Yaman, sedang tujuannya adalah menguasai jalur Hijaz, dari Yaman menuju ke Syam, tapi pertolongan ALLOH menggagalkannya.
Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika Tauhid dikumandangkan di daerah kekuasaan Romawi atau Persia yang keyakinannya bertentangan dengan Tauhid. Di Hijaz ketika itu belum terpusat kekuasaan dan kelompok-kelompok suku saling bermusuhan dan berebut pengaruh.
Mekkah (pusat Hijaz) adalah tempat para pedagang dan seniman datang memamerkan dagangan serta karyanya. Di sinilah bertemu kafilah selatan dan Utara, Timur dan Barat. Penduduk Mekkah juga melakukan “perjalanan musim dingin dan musim panas” ke daerah Romawi dan Persia. Ini akan memudahkan penyebaran pesan.
Satu faktor lagi yang mendukung Mekkah adalah bahwa masyarakat Mekkah belumbanyak disentu peradaban. Pada saat itu masyarakat Mekkah belum mengenal nifaq (bermuka dua), dan mereka keras keras kepala, serta lidah (ungkapan) mereka tajam (QS. 33:19). Penduduk Mekkah juga dikenal sangat kuat pendiriannya meskipun ditekan. Bilal, Ammar bin Yasir dan banyak contoh lainnya tidak rela mengucapkan kalimat kufur meskipun agama memberikan peluang “berpura-pura” selama hati tetap dalam keadaan beriman (baca QS. 16:106). Memang kemunafikan baru dikenal di Madinah.
Quraisy, suku yang paling berpengaruh tinggal di Mekkah. Bahasa dan dan dialeknya sangat indah dan dominan. Suku Quraisy memiliki 2 keluarga besar, yaitu Hasyim dan Umayyah. Kedua keluarga besar ini walaupun dari satu turunan namun memiliki banyak perbedaan, baik sebelum maupun sesudah kedatangan Islam.
“keluarga Hasyim terkenal gagah, budiman, dan sangat beragama. Sementara itu keluarga Umayyah adalah politikus yang pandai melakukan tipu daya, pekerja yang ambisius dan tidak gagah. Hal ini disepakati oleh para sejarahwan dan tidak ditolak oleh Umayyah meskipun setelah mereka berkuasa” tulis AL-Aqqad dalam Mathla’ AL-Nur.
Nah, dari keluarga siapakah di Mekkah ini yang wajar dipilih untuk tugas kenabian? Tentu saja Keluarga Hasyim. Dari keluarga ini terpilih Nabi Muhammad, yang bukan saja karena gagah, simpatik dan berwibawa, tapi juga karena “budi pekertinya yang luhur.” Inilah alasan pengangkatan yang tercantum pada wahyu ketiga yang memerintahkan menyampaikan pesan ILAHI (baca QS. 68:4).
Dari uraian di atas, jelas bahwa bukan karena masyarakat Mekkah yang paling bejat sehingga ALLOH mengutus Nabi-Nya dari sana. Pemikiran ini terlalu dangkal, karena masih banyak faktor yang lebih “ilmiah” dan lebih beradab. Namun, berhasilkah tulisan sederhana ini menjelaskan dan meyakinkan pembaca?
Neo Forty-Nine
Aug 02, 2007 @ 22:23:14
@Dimashusna
Saya juga masukin faktor bahasa kan?
😀
😆
bangaiptop
Aug 03, 2007 @ 02:38:33
Maaf OOT. Menyambung untuk Mas Dimashusna.
Setahu saya, pada masa itu, masyarakat Mekkah memang tergolong dalam konteks jahiliah (jahil dan tidak mengetahui atau tidak mempunyai ilmu pengetahuan). Baik dari segi teknologi maupun sosial budaya. Namun mereka dikarunia kelebihan di bidang kesusasteraan.
Pola cerita bertutur antar generasi adalah salah satu kelebihan masyarakat Arab Mekkah pada masa itu. Pola ini, akhirnya diturunkan pada masyarakat-masyarakat non-Arab yang menganut Islam di kemudian hari.
Pola ini dianut pula oleh kebanyakan bangsa Afrika yang menganut agama Islam, serta masyarakat melayu (diantaranya, Indonesia) di Asia.
Eh tumben, saya ngerti postingan Mas Farid. Hehe.
purmana
Aug 03, 2007 @ 17:30:47
Wallaahuallam… hanya Allah yang tahu,,
Saya sih lebih ngerti setelah baca komen Dimashusna…
Contoh yang bener kok malah dijelek-jelekin sih….
Neo Forty-Nine
Aug 03, 2007 @ 23:34:37
@ bangaiptop
Welkom back Bang Arif!
Kalau menurut saya komen Abang menguatkan bahwasanya faktor bahasa menjadi salah satu unsur penting
Kesusatraan kan termasuk bahasa juga? ya ga Bang???
😀
@Purmana
Contoh yang bener emang bener, ga dijelek jelekkan. 😀
Neo Forty-Nine
Aug 03, 2007 @ 23:37:43
Ada yang ketinggalan
@ bangaiptop
Kalau kali ini Bang Arif ngerti? Alhamdulillah… berarti kali ini tulisan saya lumayan (lumayan jelek maksudnya 😀 )
danalingga
Aug 04, 2007 @ 01:37:27
Wah lumayan juga nih tulisan. 😀
Neo Forty-Nine
Aug 04, 2007 @ 10:05:58
@Danalingga
Thanks a lot 😀
😆
sandalian
Aug 04, 2007 @ 16:51:37
arabisasi termasuk hobi kawin yak?
yah, saya juga masih sering pusing karena banyak orang yang nganggap islam = arab.
this is indonesia, islamnya ya islam maritim, beda dengan padang pasir.
Dimashusna
Aug 05, 2007 @ 16:23:10
Emmm….. saya setuju dgn Poin yang Mas terangkan mengenai bahasa, makanya di awal komentar saya tulis Sekedar Melengkapi, bukan membantah.
Adapun mengenai Jahiliyyah, Saya lebih setuju kalau jahilnya orang Arab pada waktu itu karena mereka tidak kenal Tauhid, wong batu, roti aja disembah. Bukan merujuk pada arti jahil yang tidak kenal teknologi atau sosial budaya. karena jika merujuk pada pengertian itu, maka kenapa tidak di daerah Irian, Pedalaman kalimantan, atau tempat lain di dunia. Karena Jika kita perluas lingkup Jazirah Arab, maka kebudayaan Mesopotamia sudah maju, Parsi,Kebudayaan Mesir sudah maju, Yordania (saya tidak tahu nama kunonya). itu bisa dilihat dari peninggalan bangunan-bangunan dan bukti sejarah lainnya.
Oke…. sekali lagi saya cuma melengkapi dan menambahkan. Pisss.!
Pak Jenggot Bersorban Putih yang Mengenakan Kalung Salib Besar itu Sedang Bertapa di Klenteng « Generasi Biru
Aug 06, 2007 @ 16:58:15
Neo Forty-Nine
Aug 06, 2007 @ 17:18:39
@sandalian
😀
*acungkan empat jempol*
😆
@Dimashusna
Peace!!!
😆
😛
Saya setuju dan sangat berterimakasih, saya setuju kalau bangsa Arab bukan bodoh, tapi tidak bermoral…..
manusiasuper
Aug 06, 2007 @ 18:53:20
Selesai membicarakan sejarahnya, bagaimana sekarang menyikapinya di masa kini?
Bahasa Al Qur’an dari Ilmu Allah…. « Sains-Inreligion
Aug 06, 2007 @ 22:52:33
julfan
Aug 07, 2007 @ 08:08:04
Alquran itu tidak sepenuhnya bahasa Arab. Karena tidak semua orang Arab faham al Quran. Alquran itu wahyu dari Allah
Neo Forty-Nine
Aug 07, 2007 @ 12:57:07
@Manusiasuper
Ya terserah yang merasa beragama Islam
😀
@Julfan
Jadi jin dan syaiton yang tersebut dalam Al Qur’an itu adalah bahasa Indonesia? Gitu ya maksudnya?
mbelgedez
Aug 07, 2007 @ 13:32:11
Ehm….
Ngaten Njih… ???
caplang™
Aug 08, 2007 @ 09:33:45
kenapa Ka’bah ditaro di Arab?
Foltaire
Aug 08, 2007 @ 11:04:37
Karena konon Avraham yang agung itu dulu berdomisili di Arab. Dan kayaknya dia nggak terlalu rajin untuk pergi ke Jepang dulu untuk membikin kubus batu warna hitam itu 😛
Sudahkah Anda Minta Izin Untuk Copy-Paste? « cK stuff
Aug 08, 2007 @ 14:06:14
Neo Forty-Nine
Aug 08, 2007 @ 16:59:35
@ caplang™
Kalo ditaruh di Bali namanya jadi Made, atau Putu
😀
@Foltaire
Bukan gitu Fo, tapi beliau bukan seorang pelaut sehingga ga berangkat ke Jepang. kesana kan harus nyebrang laut
😆
😀
Ketika Islam Mengkopi peis Arab « Generasi Biru
Aug 08, 2007 @ 17:56:11
caplang™
Aug 09, 2007 @ 09:45:29
Musashi Miyamoto dan Murasaki Shikibu menjadi nabinya?
😀
Raja Ahmad Ismail
Aug 09, 2007 @ 11:41:10
Kenapa?. Jangan ditanyakan. Karena ini adalah hak preogratif/hak mutlak Allah. Mau diturunkan di Arab (Mekkah) kah atau dimana saja, itu terserah Allah. Seperti, kenapa wahyu pengangkatan Nabi Musa A.S. sebagai Rasul diturunkan di Sinai dan kemudian wahyu seterusnya di Mesir?.
Kenapa wahyu untuk Nabi Isa A.S dan Nabi-Nabi Israel/Ibrani lainnya diturunkan di wilayah Palestina?. Kenapa wahyu kepada Nabi Ibrahim Khalilullah diturunkan di Babilonia/Makedonia?. Kenapa kepada Raja Nimrod?Namruud?.
Begitu juga, sesuai apa yang diceritakan Allah kepada kita, bahwa setiap kaum dan bangsa telah diturunkan dan diutus para Nabi dan Rasul untuk masing-masing kaumnya dari kaum itu sendiri dan dengan bahasa kaum itu pula. Nabi Ismael adalah salah satu Nabi/Rasul yang bermukim di tanah Arabia, sudah tentu wahyu keada beliau juga diturunkan dengan bahasa yang saat itu dipergunakan di Arabia. Apakah bahasa Arab pada zaman Nabiyullah Ismael adalah sama dengan bahasa Arab yang digunakan oleh Rasulallah Muhammad SAW?. Wallahua’lam. Yang jelas wahyu Allah dan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nabi dan Rasul-RasulNya, sesuai dengan bahasa Nabi/Rasul dan kaumnya sendiri. Mungkin dulu (wallahua’lam) ada Nabi/Rasul yang dikirim ke Cina, tentu kitab sucinya berbahasa Cina, yang di India berbahasa India dan sebagainya ( untuk membuktikannya saat ini memang rada sulit, tapi kalau kita jeli dan berdasarkan penelitian dari ahli-ahli sejarah agama dan bahasa, masih ada jejak-jejak ajaran Nabi/Rasul terdahulu dalam kitab suci agama Persia, Budha, Hindu maupun dalam ajaran Khong Hu Chu sekalipun). Kemudian, karena Nabi/Rasul Penutup ( Muhammad SAW ), ditakdirkan Allah, bersuku bangsa Arab dan diturunkan di Arab dan sasaran dakwah pertamanya adalah orang Arab dari suku Quraish ( terlepas dari kehebatan bahasa Arab, terutama dialek Quraish, maupun karakter dan sifat-sifat bangsa Arab, baik dan buruknya ), maka wajar kalau bahasa Alquran menggunakan bahasa Arab dialek Quraish. Karena dakwah yang dibawa beliau bukan hanya untuk oranga Arab saja, melainkan untuk seluruh alam semesta, maka Alhamdulillah, Allah menurunkan kemudahan bagi orang diluar komunitas Arab untuk memahami Bahasa Arab, baik itu di Barat maupun di Timur, termasuk Indonesia. Jadi jangan tanya kenapa? tapi coba belajar untuk memahami bahasa Arab sesuai dengan kemampuan kita. Kalaupun tidak/belum bisa, masih banyak kemudahan untuk memahami Alquran, dengan melalui terjemahannya dalam bahasa yang kita fahami, termasuk dalam bahasa Jawa sekalipun sudah ada terjemahannya. Jangan tanyakan apa yang seharusnya tidak perlu ditanyakan, tapi fahami dan pelajari apa yang perlu difahami dan dipelajari. Kalu kita hanya berputar-putar dalam lingkaran pertanyaan tanpa mau memahami dan mempelajari, maka sampai ke liang lahatpun kita tidak akan dapat apa-apa.
Note :
Tanggapilah dan berilah komentar atas setiap makalah dengan tanggapan dan komentar yang etis dan dapat dicerna, kalau bisa dengan argumen yang bisa membuka pemahaman kita.
Bagi komunitas non-muslim, berilah tanggapan/komentar anda secara bijak dan jangan berprasangka atau bernada menghina atau menghujat. Jangan jadikan blog/millis ini ajang caci maki atau penghujatan suatu agama atau kepercayaan.
Jadikanlah blog/millis ini untuk ajang mencari kebenaran.
Umur kita tidak lama, jangan sampai apa yang kita cari tidak bertemu, sementara waktu yang tersedia sudah habis. Kita tidak tahu apa yang menunggu kita setelah buku kehidupan kita ditutup. Apa yang ada disebalik kematian. Tak ada yang pernah kembali untuk menceritakan kepada kita apa sebenarnya yang terjadi “disana”, kecuali sedikit pengetahuan yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul.
Wassalam.
Foltaire
Aug 09, 2007 @ 11:58:00
@ Raja Ahmad Ismail
Saya sependapat dengan beberapa poin yang anda kemukakan, tapi pemahaman fideistik yang tidak mempertanyakan ajaran menurut pandangan saya sangat berbahaya.
Kalau memakai doktrin ‘jangan mempertanyakan ini’ dan ‘jangan mempertanyakan itu’, orang Quraish yang menyembah tiga dewi itu tidak akan masuk Islam 🙂
Raja Ahmad Ismail
Aug 09, 2007 @ 13:04:43
Sdr. Foltaire,
Yang saya maksudkan “Jangan tanyakan apa yang seharusnya tidak perlu ditanyakan”.
Bukan tidak boleh bertanya, tapi tanyalah apa yang memang perlu dan harus ditanyakan.
Kita dikaruniakan Allah akal dan pikiran untuk mencerna sesuatu masaalah. Kalau masaalah tersebut sudah gamblang dan bisa difahami oleh akal kita serta punya rujukan dari kitab suci, kenapa harus ditanyakan lagi?. Kecuali kalau akal kita tidak sampai atau kita tidak mengakui bahwa kitab suci yang menjadi rujukan itu bukan kitab suci. Itu lain lagi persoalannya.
Sebagai contoh, seorang anak yang berumur 3 tahun menanyakan kepada bapaknya kenapa pergi kerja naik motor?. Wajar, karena ia tidak tahu kalau tempat kerja bapaknya jauh dan tidak mungkin jalan kaki. Tetapi bagi abang/kakaknya yang lebih besar dan lebih berakal mungkin tidak akan keluar pertanyaan yang demikian, kerena mereka tahu dan faham tempat kerja bapaknya jauh dan tidak mungkin jalan kaki.
Begitu juga, kalau kita menanyakan kepada seseorang yang kelihatan kelaparan dan sedang makan, kenapa dia harus makan?. Jangan-jangan kita dibilang orang kurang waras, karena semua orang yang berakal dan waras sudah tahu atau setidaknya faham alasannya kenapa dia/manusia harus makan. Apapun alasannya, apalagi sudah ada rujukannya yaitu “kelihatan kelaparan”.
Jadi pertanyaan ini tidak harus ditanyakan.
Lain soalnya kalau kita melihat seseorang memotong kayu dengan kapak batu yang tumpul, sedangkan disampingnya ada gergaji atau kapak besi yang tajam. Yang ini perlu ditanyakan, karena akal kita tidak bisa menerima dan memahami kenapa ada orang yang berbuat demikian ( yang menurut kita, dipikir bolak balik juga tidak masuk akal, kok ada alat yang lebih sesuai dan lebih tajam malah pakai yang tumpul untuk memotong kayu). Kecuali ada indikasi orang tersebut tidak waras atau tidak punya akal, atau mungkin punya tujuan tertentu yang “memang perlu” dan “harus” ditanyakan untuk memuaskan keingin tahuan kita.
Jadi sejauh ajaran tersebut bisa kita nalar dan terdapat rujukan atau petunjuk jelas atau telah ada penjelasan yang logis dan masuk akal yang telah disampaikan, kenapa harus ditanyakan lagi. Kecuali kalau pertanyaan itu untuk memancing perdebatan. Itu lain lagi masaalahnya.
Tapi kalau suatu ajaran yang menurut akal dan pemahaman kita tidak logis atau tidak masuk akal, dan tidak ada rujukan yang bisa kita jadikan acuan untuk menjawab pertanyaan tersebut, silakan tanyakan pada ahlinya, jadi bukan tidak boleh ditanyakan.
Kecuali yang manyangkut aqidah, tata cara ibadah atau yang berhubungan dengan syariat, yang memang tidak ada celahnya untuk dipertanyakan atau diperdebatakan, yang menurut umat diluar Islam kelihatan “aneh” atau “perlu dipertanyakan”, sebagai umat Islam, kami hanya bisa berkata “kami dengar dan kami patuhi”, karena itulah yang telah disampaikan.
Semoga dapat sedikit membuka pemahaman kita tentang apa yang memang harus, boleh dan patut ditanyakan, jadi bukan hanya sekadar tanya dan mempertanyakan.
Wassalam,
Wiseman Flew
Aug 09, 2007 @ 13:13:06
Batas-batas mana yang perlu dipertanyakan itu tidak pernah jelas. Seperti yang saya katakan, kalau dengan ideologi fideistik, maka tidak akan terjadi konversi agama dalam bentuk apapun — tidak akan ada yang masuk Islam, atau keluar dari Islam. Sebab tidak ada proses berpikir.
Kalau mengikuti ideologi Thomas Paine, maka dogma yang tidak boleh dipertanyakan adalah dogma yang lemah — karena mungkin terdapat kekhawatiran bahwa apabila dogma tersebut dijangkau oleh akal, akan terbukti salah. Ini yang sering disebut para pemikir skeptis sebagai built-in self-defense dari suatu agama. Apalagi dilengkapi dengan plug-in ‘tanyakan pada ahlinya’, ini jelas-jelas mempromosikan status quo.
Sentimen seperti ini yang menjadikan agama sebagai suatu yang statis, dan acapkali tidak kompatibel dengan sains.
Neo Forty-Nine
Aug 09, 2007 @ 16:16:53
@Raja Ahmad Ismail, Foltaire, dan Wiseman Flew
I got the point……
Jangan menuhankan akal!
😀
Raja Ahmad Ismail
Aug 09, 2007 @ 18:17:06
@ Wiseman Flew
Kalau kita mengikuti ideologi Thomas Paine, maka tidak akan terdapat titik temu pemahaman tentang mana dogma yang boleh dan dapat dipertanyakan dan mana yang sebaiknya tidak kita pertanyakan.
Sebagai seorang penganut Deism atau Deist, Paine menolak semua agama yang didasarkan atas wahyu ( terutama agama yahudi, Kristen maupun Islam), dan berpendapat bahwa “God does not interfere with human life and the laws of the universe”. Kemudian menurut Paine, keberadaan Tuhan atau pemahaman agama haruslah didasarkan atas alasan kemanusian dan pemerhatian atas bentuk-bentuk dunia secara alami. Dengan kata lain, akal adalah satu-satu alat untuk menentukan adanya Tuhan. Ini sesuai dengan apa yang dinyatakannya dalam The Age of Reason ” Saya tidak percaya kepada pengakuan/Shahadat ( the creed) yang diucapkan oleh Gereja Yahudi, Gereja Roman, Gereja Yunani, Turki, Protestant tidak juga oleh gereja-gereja yang saya tahu. Gerejaku adalah akalku sendiri”.
Seorang Deist juga tidak percaya dengan kenabian, mukjizat, wahyu dan kitab suci sebagaimana yang dipercayai oleh agama-agama Ibrahimi ( Yahudi, Kristten maun Islam).
Sementara, menurut pendapat saya, akal hanyalah salah satu dari alat-alat yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia untuk memahami agama dan melihat kebesar Tuhan.
Tidak semua masaalah agama dapat dipecahkan dan dimengerti oleh akal, dan tidak semua hal yang berhubungan dengan agama harus diselesaikan dengan akal.
Batas-batas yang mana yang layak atau tidak untuk dipertanyakan, tergantung kepada kita sendiri. Gunakan akal kita sebagai alat, hanya sebagai alat, untuk mempertimbangkannya, sebagaimana kata Mas Farid, jangan pertuhankan akal. Karena tidak semua yang ada didunia ini bisa dan dapat dipecahkan atau diselesaikan oleh akal kita yang hanya setempurung kepala. Kecuali kalau kita mau main akal-akalan.
Wassalam,
Wiseman Flew
Aug 09, 2007 @ 23:31:26
Kok, jadi ngomongin deisme? :O
Btw saya ini runtutan spiritualitasnya
agnostik>deis>omnitheis>konformis lho 😛
*Islam mode on*
Intinya ya begini. Logika Paine itu ‘kan bisa dimasukkan ke sana. Kalau ada dogma yang dilarang untuk dipertanyakan, berarti dogmanya lemah. Kalau kuat, ya nggak bakal dilarang-larang.
Pertanyaannya sekarang, apakah Tuhan menyelipkan akal sebagai pengganjal buat manusia? 😉
Kalau buat saya sih, pribadi, kalau fideisme dan status quo dijadikan basis buat bantuan spiritual, jahiliyah namanya 😛 Walau nggak salah juga sih, siapa tahu benar 😀
MaIDeN
Aug 09, 2007 @ 23:35:20
Suatu hari ditengah-tengah pasar tradisional saya melihat seorang perempuan indonesia yang rambutnya di cat pirang cuman pakai celana pendek sama baju tipis dan pendek sehingga keliatan niple-nya dan perutnya yang putih.
Ibu-ibu penjual sayur pada bisik-bisik sambil melirik itu perempuan trus pada cekikikan. Ntah apa yang dibisikin-nya.
Barangkali perempuan itu bangga dengan cara berpakaiannya yang ala kebarat-baratan atau barangkali aja dia merasa nyaman dengan caranya berpakaian.
Saya tidak tau alasannya dan saya hanya perlu menghormati pilihannya dalam berpakaian saja dan oleh karena itu saya tidak akan berfikir bahwa cukuplah teknologi barat saja yang perlu dikagumi, dan nggak perlu bangga berpakaian ala barat.
Beberapa laki-laki bersorban ala arab kelihatan berusaha membuang muka. Saya juga tidak mau menduga-duga kenapa mereka membuang muka. Barangkali karena ajaran agamanya atau barangkali karena berpakaian ala arab mereka mau menjaga adat istiadat bangsa arab-nya …
… terlalu banyak barangkali …
Oleh karena itulah maka saya tidak pernah mau menduga-duga atau malah mengambil kesimpulan, karena saya tidak tau apa alasan dibalik itu semua.
Perempuan yang kelihatan niple sama perutnya barangkali memang perempuan nggak bener, atau barangkali perempuan yang lama hidup di california atau barangkali ikut-ikutan saja berpakaian ala kebarat-baratan … Entahlah. Lebih baik saya berprasangka baik saja. Dan tidak terjerumus dengan pemikiran menghubung-hubungkan-nya dengan labelisasi bangsa barat. Baratisasi ….
Neo Forty-Nine
Aug 09, 2007 @ 23:37:24
@Maiden
😀
Berfikir positif rupanya…
😆
danalingga
Aug 09, 2007 @ 23:40:49
barangkali memang begitu …. *manggut manggut*
Wiseman Flew
Aug 10, 2007 @ 04:05:41
😛
dahlanforum
Aug 10, 2007 @ 16:53:54
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
cucu wakdul somad
Aug 10, 2007 @ 18:28:24
Assalamualikum wr wb
Rasulullah kan orang ARAB? lantas apakah tuduhan kebejatan yang berlebihan itu berlaku juga untuk Beliau?
Mengapa Rosul juga dipilh dari bangsa ARAB? yang konon bejat? kenapa bukan bangsa Endonesia yang sopan-sopan ini?
Neo Forty-Nine
Aug 10, 2007 @ 19:45:18
@cucu wakdul somad
Simpel. kalau nabinuya orang Indonesia dakwahnya ga nyambung
Beliau kan katanya terpelihara dan terpilih. jadi ga bejat kaya umat beliau
😀
nieznaniez
Aug 10, 2007 @ 23:55:50
Hhh..pusing. Jadi berat sekali kepalaku.
Banyak sekali ya yang banyak bicara disini.
Entahlah.
Allah punya alasan kuat soal “kenapa ini” dan “kenapa itu”.
Hmm, begini saja..klo masih bingung sepertiku, nanti kita tanyakan saja klo sudah bertemu denganNya di “sana”. [klo masih sempet nanya sih..]
Ehehheee…
p4ndu_Y4m4to
Aug 11, 2007 @ 00:55:29
*Catat semua komen dan pesan berharga*
Neo Forty-Nine
Aug 11, 2007 @ 08:47:42
@Nieznaniez
Kalau selama belum ketemu?
Apa dibiarkeun penasaran tanpa jawaban dan usaha pentahu carian???
😆
@p4ndu_Y4mato
good boy!
😆
abdulsomad
Aug 11, 2007 @ 10:26:17
Assalamualaikum wr wb
Dear slanker
Sekedar mengingatkan…
Rasulullah SAW dan para Sahabatnya, yg sudah sukses dalam kehidupan dan dipuji ALLAH dalam AL-QURAN mayoritas adalah orang orang ARAB,
Lupakah antum dengan Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, Ali ra, Saad bin Abi Waqqas ra. mereka adalah trah ARAB, lupakan pada UMAR bin ABDUL AZIZ yg memimpin 2/3 dunia?
sangat tipis memang garis pemisahnya antara ARAB dan ISLAM
Yang membuat manusia menjadi terhormat, hebat dan mulia memang bukan karena ARAB atau ENDONESIA nya, tetapi karena ISLAM nya
Mimpi Ayat Ayat Cinta « wak AbduLSomad
Aug 11, 2007 @ 12:11:53
Neo Forty-Nine
Aug 11, 2007 @ 17:33:23
@
Wak ini sengaja ga ngerti atau emang ga ngerti Wak?
Makanya baca ini dulu deh wak kalau memang artikel saya kepanjangan
😀
😆
abdulsomad
Aug 11, 2007 @ 22:01:53
assalamualaikum wr wb
inti yg saya tangkap sih, kaya nya antum ndak begitu suka dengan yg berbau ARAB, berpakaian arab, bergaya hidup arab, ARABISASI … entah kalau salah?
sekedar mengingatkan
ISLAM pernah berjaya karena orang orang ARAB, dalam beberapa ABAD orang orang ARAB yang ISLAM menguasai 2/3 dunia…
dan kenapa orang ARAB dahulu berjaya? menyenangkan?karena ada ISLAM, kenapa orang ARAB sekarang menyebalkan? karena tak ada lagi ISLAM
nuansa ARAB jangan sampai mengalangi penglihatan kita pada kehebatan ISLAM
Jadi jangan pandang ARAB nya tapi ISLAM nya
Semua bangsa, ras, suku akan berjaya bila amalkan AGAMA ISLAM, bergaya hidup ISLAM, bergaul gaya ISLAM, berniaga gaya ISLAM, beribadah cara ISLAM
Kopral Geddoe
Aug 11, 2007 @ 22:06:06
@ Wak AbdulSomad
Ya maksud tulisannya kalau saya baca sih memang kayak gitu, Wak 😛
Neo Forty-Nine
Aug 12, 2007 @ 01:21:47
@Abdulsomad
Ya saya ga suka arabisasi!
Jadi sekarang Arab itu kafir semua ya Dul?
😀
jadi ente juga ga suka Arabisasi kan?
Ya makanya kita ga suka Arabisasi kan?
Itu caraya gimana?
😆
@Kopral Geddoe
😆
abdulsomad
Aug 12, 2007 @ 09:17:21
Itu caraya gimana?
assalamualaikum wr wb
antum sebetulnya Pemeluk AGAMA ISLAM bukan sih? koq malah balik bertanya caranya bagaimana?
lantas selama ini antum amalkan AGAMA apa? bergaya hidup apa? bergaul gaya apa? beribadah cara apa?
Astaghfirullaah…..
Membuat tulisan menggebu tentang Islam tapi tak paham apa itu Islam
Neo Forty-Nine
Aug 12, 2007 @ 12:45:19
itu bukan pertanyaan wak, masa wak mempertanyakan pertanyaan Wak sendiri?
😀
abdulsomad
Aug 12, 2007 @ 14:41:00
ini diatas statemen saya
terus yg dibawah ini pertanyaan kamu (iya bukan?)
Ga tau nich mata saya yg salah? apa cucu saya yg salah ketik? apa … OOT?
he he he
abdulsomad
Aug 12, 2007 @ 14:47:45
Assalamualaikum wr wb
comment nya pendek saja
tak sepanjang postingan antum
jadi coba baca coment saya diatas sehuruf demi se huruf sampai faham?
abdulsomad
Aug 12, 2007 @ 14:56:36
Assalamualaikum wr wb
Dan hati hati dgn statemen diatas ini
Rasulullah SAW dan para Sahabat, Abu Bakar ra, Umar ra, Usman ra, Ali ra; para Imam seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Majah, ABu Daud , Al-Gazali semua orang ARAB
orang orang ini mujahid ISLAM dan orang ARAB, bukan orang surabaya atau jogja atau bandung
Setelah Islam berkembang orang ARAB tak lagi seperti apa yg antum paparkan dalam statemen diatas
Generasi Biru
Aug 12, 2007 @ 15:06:13
Saya faham kok wak…
Saya faham bahwasanya kita ga nyambung.. ..
Anda minta kambing, saya kasih kambing, trus anda bilang saya kasih anda onta…..
Dan hati hati dengan kasih statement. Jangan sampai kasih statement yang bisa menunjukkan kalau si pemberi statement tidak faham isi artikel yang dibaca……
😀
Gini aja deh. kalau masih merasa orang Islam….
Baca postingan ini dulu deh. Saya sadar kok kalau artikel ini kepanjangan buat umat Islam yang malas membaca. jauh lagi memahami…
Baca artikel manusia saja belum faham…mau berkata sudah faham baca Al Qur’an???
Semoga X mengampuni seluruh Xx
*X= Tuhannya Xx
*Xx=umatnya X
😆
abdulsomad
Aug 12, 2007 @ 15:35:04
Assalamualaikum wr wb
waduhh..
he he he
cucu saya yg paling bodoh dan buta huruf pun sangat faham maksud tulisan antum ini
Semoga antum ini bukan typical Blogger baru
“Blogger yg tak faham maksud tulisan sendiri”
Neo Forty-Nine
Aug 12, 2007 @ 16:42:56
Ooooo… Pantes
sok faham dan sok taumerasa faham. Orang buta huruf, membaca tulisan dalam bahasa Indonesia. lalu mengatakan bahwasanya dia faham. membacanya aja ga bisa gimana bisa faham Wak?.Oke deh. kalau anda faham.. Sayaminta tolong diresumkan isi tulisan ini.. Saya tunggu ya Wak.. Oke? Oke? Oke?
*Wak Somad ini komen disini gara gara mau komen? Gara gara keseal karena ga berhasil mendapatkan Siwi? atau…. Ah sudahlah.. Ad Hominem*abdulsomad
Aug 13, 2007 @ 00:28:31
assalamualaikum wr wb
waduh nak farid
he he he
dasar anak muda, koq bawa bawa persoalan pribadi
jadi ndak objectif nech
neng siwi itu udah ndak pantes lagi buat saya
dan resikonya kamu bisa jadi bahan tertawaan blogger lain,
karena keliatan sekali kekanak kanakan nya
saya cuma mau bantu meluruskan tentang penilaian kamu antara ARAB dan ISLAM
kamu boleh benci sama yg berbau ARAB atau ARABISASI, itu sah sah saja
tapi ingat, Nabi kita, NABI MUHAMMAD SAW juga orang ARAB
lantas apa kamu harus ikut2 benci juga sama Beliau karena ARAB nya?
Gaya berpakaian NABI SAW juga gaya pakaian orang ARAB
Dan ingat, orang ISLAM yang berpakaian ARAB bukan meniru orang ARAB
Tetapi meniru pakaian NABI nya orang ISLAM
jelas ndak kira kira?
kalo masih belum jelas, mulai selasa 14 Agustus besok selama 40 hari ke depan saya bersama cucu cucu saya akan berada di Surabaya dan Lamongan INSYA ALLAH
selasa sampai kamis saya ada di mesjid di Jl. Ikan Gurame Surabaya
kita lanjut disana diskusinya oke
dan jangan bawa bawa pacar ya, malu ama joesatch dan yg lainnya
orang orang jug apunya pacar tapi ga gitu gituamat
he he he
peace
Mrs. Neo Forty-Nine
Aug 13, 2007 @ 00:49:39
#komen no 89
sekedar info, mas Farid ga di surabaya…Tapi di Banjarbaru Wak…
baru kenal mas Farid ya?
Neo Forty-Nine
Aug 13, 2007 @ 01:08:38
@ abdulsomad
waalaikumsalam.
waduh nak Somad.
he he he
dasar orang sok tua, koq bawa bawa persoalan pribadi?
jadi ndak objectif nech
neng Siwi itu emang pantes buat saya kok
😀
dan resikonya kamu bisa jadi bahan tertawaan blogger lain,
karena keliatan sekali suka komen OOT dan maksanya.
Saya cuma mau bantu meluruskan tentang penilaian kamu artikel ini
Apa saya bilang benci Nabi? tolong dicarikan tulisannya Wak
😀
Karena beliau orang Arab to! Coba beliau orang Jepang pasti pakaiannya pakaian Jepang
😀
Dan ingat bagi orang orang (Islam) yang mau berfikir. Orang Islam itu harusnya berpakaian bebas pantas dan tidak mengganggu gerak apalagi panas agar bisa bergerak cepat, termasuk berfikir cepat. Supaya pintar dan ngerti tulisan manusia manusia lainnya. Supaya ga kegerahan, jadi bisa mikir kir kir kir bukan kikir
Sekedar info mulai selasa depan juga saya akan tetap ditempat saya. ga mau ke Arab karena panas dan sesak banyak orang umroh
😀
Dan saya ga suka Diskusi. Apalagi sama yang suka OOT. Suka ngeres. Suka ad hominem. Suka maksa. Apalagi sama yang kecanduan agama! Saya ga pernah bawa bawa pacar kok Wak. aslinya saya ga punya pacar kok. Malu sama siapa? sayakan masih pakai celana…alias ga telanjang……
😀
😆
Neo Forty-Nine
Aug 13, 2007 @ 01:11:35
Ahhhhh….
Haleluya omithoud!
Saya lupa.. saya kasih tugas belum ente laksanakan….
Saya kan minta resumkan artikel ini. sebagai tanda anda sudah faham….Gimana Nak Somad?
Jangan sok tau Nak Somad. Usia saya sudah ribuan tahun…jangan manggil saya nak…
kekekekekekekekekeke…………..
Belajar Menulis « wak AbduLSomad
Aug 13, 2007 @ 01:16:29
abdulsomad
Aug 13, 2007 @ 01:31:01
Assalamualaikum wr wb
saya sudah buat kan 😉
cukup? he he he
abdulsomad
Aug 13, 2007 @ 01:35:33
Saya mau bikin dia tambah cemburu, biar dia nyusulin neng siwi ke surabaya.
Kalo dia ndak dateng, selama di surabaya nanti cucu saya akan terus cari-cari kesempatan buat ngejar2 neng Siwi
he he he
Neo Forty-Nine
Aug 13, 2007 @ 10:44:34
@Abdulsomad
he he he. mau ngejar Siwi kek, mau ngejar Anung kek, mau ngejar Antobilang kek, mau ngejar Chika kek, mau ngejar Rizma kek. mau ngejar Hana kek, mau ngejar Fadil kek, mau ngejar siapa kek…silakan… Apa urusannya dengan saya??? heh? heh? heh?. kalau anda ngejar ngejar saya baru itu jadi urusan saya. Lagian yang ngejar cucu apa cucu Nak Somad? hehehehehehe
😀
{F4154LMAN}
Aug 13, 2007 @ 16:02:36
*jawab judulnya aja ah..*
kenapa turun di arab? hmm…
*mikir*
ya kita husnuzon aja…
Yang Maha mengetahui tidak mungkin salah menurunkan Nabi-Nya.
Islam ngga turun di Indonesia (mungkin) karena orang2nya tidak cocok untuk jadi pendamping Nabi.selain itu.. yah, buat ujian keimanan juga nerima ngganya kalau Nabi itu orang Arab seperti orang2 yahudi, mereka yakin akan datangnya nabi akhir zaman (karena disebutkan di taurat, bahkan ciri2nya lebih mereka kenali daripada anak mereka). Namun begitu Nabi Muhammad muncul, sebagian mereka mendustakan bukan karena tidak yakin dengan beliau, tapi dengki karena beliau orang Arab, dan bukan keturunan Israil. sebabnya jelas orang2 yahudi menganggap bani Israil bangsa yg paling mulia, bangsa selainnya (termasuk juga Arab) bukan apa2.
mungkin masih ada 1001 alasan lagi. tapi mudah2an sedikit menjawab… 8)
Raja Ahmad Ismail
Aug 13, 2007 @ 17:28:02
Assalmu’alaikum,
Membaca persilatan lidah (apa iya silat lidah, tolong benerin kalo salah) antara Wak Somad dan Bang Farid (Neo Forty Nine), dan komentar dari Cucu Wakdulsomad,kedengarannya seru juga ya?.
Cuma setelah saya renung-renung, kelihatannya terdapat sedikit salah tangkap ( apa “tanggap” kali ye?).
Mari sekejap kita kilas balik, kenapa Islam diturunkan di tanah Arab/Hijaz?.
Kalau kita lihat (di atlas/peta lo), letak Arab memang seolah-olah sudah disediakan oleh Allah untuk menerima tugas risalah terakhir ini. Kenapa?.
Jazirah Arab dibatasi Laut merah dan gurun Sinai disebelah barat, teluk Arab dan sebagian besar negara Iraq bagian selatan disebelah timurnya, sementara disebelah selatannya dibatasi laut Arab dan bersambung dengan lautan India, kemudian dai sebelah utara berbatasan dengan negeri Syam dan sebgian kecil negeri Irak. Maka dengan letak geografis yang demikian dan kondisi alam yang sebahagian besar adalah padang pasir, maka seolah-olah meletakkan tanah Arab dalam kurungan benteng yang kokoh sehingga tidak bisa dikuasai oleh negara asing. Dalam kehidupan begini, penduduk jazirah Arab hidup merdeka dan bebas dalam segala urusan, sekalipun kenyataannya mereka hidup diantara dua imperium besar didunia saat itu yaitu Romawi dan Persia. Biasanya kaum yang bebas dan merdeka lebih sanggup untuk mempergunakan pikiran sehatnya dalam menerima atau menolak sesuatu ajaran agama atau budaya yang datang kepadanya.
Sedangkan hubungannya dengan dunia luar, jazirah Arab terletak dibenua yang sudah terkenal sejak dahulu kala, yang mempertautkan daratan dan lautan, baik ke Afrika, Eropah, Timur Dekat, Timur Jauh, India dan negara-negara non-Arab lainnya seperti Cina. Setiap benua mempertemukankan lautnya dengan jazirah Arab. Maka tidak salah lagi karena letak geografis yang menunjang ini memungkinkan pertukaran perniagaan, budaya, seni dan agama terjadi antara bangsa-bagnsa didunia dan penyebaran ajaran baru akan menjadi lebih effektif ( contohnya pengembangan agama Islam di Indonesia, menurut sebahagian ahli sejarah berawal dari semenanjung Arab – Hadramaut ).
Seterusnya mari kita tinjau kehidupan agama bangsa Arab purba dan kondisi sosialnya, terutama Arab keturunan Nabi Ibrahim melalui Nabi Ishmael ( Ismai’il) AS, yaitu yang dikenal dengan sebutan Arab Musta’ribah atau juga dikenal dengan sebutan Arab Adnaniyah mengambil dari nama salah seorang keturunan nabi Ishmael yaitu Adnan, yang dari keturunan inilah diturunkan suku Quraish (Fihr bin Malik yang bergelar Quraish) yaitu sukunya Nabi Muhammad SAW, yang tersebar dipedalaman Arab, Mekah, Madinah ( Yastrib) dan sekitarnya.
Mayoritas bangsa Arab dahulu kala mengikuti dakwah Ishmael AS yang menyerukan kepada agama Ibrahim Khalilullah yaitu agama Islam (lihat Q.S 2 : 130-133 & Q.S. 22 : 78a). Maka dengan berjalannya waktu, ajaran Agama Islam yang diserukan oleh Nabi Ibrahim melalui Nabi Ishamel ditengah-tengah bangsa Arab akhirnya sedikit demi sedikit terlalaikan. Sekalipun sisa-sisa tauhid dan syiar agama Ibrahim masih dipertahankan, hinggalah datang seorang pemimpin suku Khuza’ah (salah satu dari suku bangsa Arab ) yang bernama Amar bin Luhay, seorang yang terkenal suka berbuat kebajikan dan respek terhadap urusan agama sehingga dicintai oleh masyarakat Arab dan dianggap sebagai ulama bahkan dianggap wali yang disegani. Setelah mengadakan perjalan ke Syam, dia (Amar bin Luhay ) melihat pendukuk Syam menyembah berhala dan menganggapnya sesuatu yang baik dan benar, karena menurut anggapannya Syam adalah tempat rasul dan kitab suci diturunkan, maka tak mungkin apa yang dilakukan mereka salah. Maka ketika pulang ke tanah Arab dia membawa saty berhala bernama Hubal kemudian meletakkannya di dalam Ka’bah serta mengajak penduduk menyembahnya dan menjadi perantara antara mereka dengan Allah. Dari sinilah berkembangnya penyembahan berhala ditanah Arab, berlanjut dengan tidak hanya menyembah Hubal tetapi juga Manat, Lata dan Uzza ditambah lagi dengan berhala-hala yang disembah oleh kaum Nabi Nuh AS sebelumnya yaitu Wud, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr. Semenjak itulah kemusyrikan meliputi hampir semua penduduk dan masyarakat Arab dengan tata cara peribadatan yang sebahagian besar diciptakan oleh Amar bin Luhay yang oleh masyarakat dianggap sebagai hal yang baik dan tidak merubah agama Ibrahim (Islam). Begitulah kemusyrikan dan upacara penyembahan berhala menjadi fenomena terbesar agama orang-oranga Jahiliyah, sementra mereka tetap mengangap berada dalam agama Ibrahim yang lurus.
Sementara kondisi sosial Bangsa Arab terbagi dari kelas bangsawan dan masyarakat kebanyakan, yang kehidupan sosial masyarakat boleh dikatakan keji, buruk dan sangat menjijikan, dan amoral terutama berkaitan dengan hubungan laki-laki dan perempuan. Seorang perempuan tidak boleh dan harus tunduk pada perintah laki-laki yang jadi kepala rumah tangganya, bahkan sekalipun disuruh untuk berzina. Pernikahan poliandri menjadi kebiasaan. Pelacuran meraja lela. Poligami tidak ada batasnya, tergantung status sosial dan kekayaanya. Perzinahan terjadi hampir pada semua lapisan masyarakat ( walupun demikian masih terdapat segelintir manusia baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki keagungan jiwa). Karena situasi demikian tidaklah heran, untuk menutupi aib yang mungkin terjadi, banyak pula diantara mereka yang mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup atau bahkan membunuh anak laki-laki karena takut miskin dan kelaparan. Secara umum, kondisi sosial mereka bisa dikatakan lemah dan buta, kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan. Khurafat dan tahayul tidak bisa dilepaskan. Manusia hidup layaknya binatang. Perempuan tidak ada harganya dan bisa diperjual belikan tidak obahnya bagaikan benda mati.
Walaupun kehidupan jahiliyah boleh dikatakan hina, bodoh dan amoral bahkan tidak bisa diterima dan disukai akal sehat manusia, namun mereka masih memiliki akhlak-akhlak yang terpuji dan sangat berharga, seperti : Kedermawaan, Memenuhi janji, Kemulian jiwa dan tidak bisa menerima kehinaan dan kelaliman, Pantang mundur, Kelemah lembutan dan suka menolong orang lain dan Kesederhanaan pola kehidupan badui.
Maka berdasarkan letak geografis yang menunjang dan terdapatnya akhlak-akhlak yang sangat berharga ini, ditambah dengan keunggulan bahasa Arab, tidak heranlah kalau Allah memilih bangsa ini menjadi pengemban risalah yang menyeluruh. Jadi bukan semata-mata karena kebejatan dan keburukan mereka, karena masih terdapat manusia-manusia yang berpikiran waras diantara mereka, sebelum kedatangan wahyu, seperti Ummayah bin Ash-Shallat, Qus bin Sa’idah, Amar bin Nufail dan lainnya( termasuk Abu Bakar Ash-Shiddiq), tetapi memang terdapat nilai lebih dari daerah dan sifat-sifat bangsa itu sendiri. (Wallahu a’lam )
Dengan kedatangan dakwah Islam (Agama Ibrahim) dengan syariat yang baru yang disampaikan Allah melalui Nabi Muhammad SAW, maka potensi akhlak yang terpuji yang memang sedia ada dalam masyarakat Arab tergali kembali dan merupakan kekuatan yang dahsyat untuk mendobrak segala kebejatan dan kebiadaban prelaku Jahiliyah yang selama ini menyelimuti masyarakat Arab.
Kalaupun sekarang kita lihat terjadinya kemerosotan moral dari segelintir masyarakat Arab seiring waktu, maka hal itu pernah juga terjadi pada masyarakat Arab sebelumnya (sebelum diutusnya Nabiyullah Muhammad SAW) bahkan pernah pula terjadi pada zaman khalifah setelah yang khalifah lima ( Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan Umar bin Abdul Aziz) terutama pada khalifah Bani Umayyah.
Jadi, umat Islam, dimanapun berada, entah itu di Arab, Indonesia, Amerika dan sebagainya, dalam keadaan dan kondisi masyarakat dunia yang makin majemuk, waktu yang makin singkat, harta yang makin berlimpah dan budaya yang makin menjurus kembali kezaman jahiliyah, kalau tidak terus diingatkan dan dakwah tidak berlanjutan ( ingat Allah tidak akan pernah mengutus Nabi/Rasul lagi setelah Muhammad SAW), maka tidak heran umat Muslim khususnya dan manusia seduania pada umumnya, akan kembali kezaman jahiliyah ( sekarangpun sudah terlihat gejalanya).
——————————————————————————–
Budaya Arab?. Sebagai orang Islam, seharusnya kita tidak perlu berselisih apakah mengikuti budaya Arab, budaya Indonesia, atau budaya siapa. Tetapi yang harus kita ikuti adalah budaya Islam.
Apakah budaya Islam itu?. Ya, budaya yang sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri. Yang berdasarkan Alquran dan sunah Rasul yang shahih. Kok gitu. Ya memang begitu, kalau kita menganggap dan mengaku sebagai orang Islam yang muslim dan mukmin. Tidak cukup Muslim saja ( banayak yang mangaku muslim tapi nggak percaya dengan perintah Allah, contohnya banyak Muslim yang nggak sholat, ngak puasa dan sebagainya, termasuk tidak percaya dengan larangan berzina, minum khamar dan sebagainya), dan tidak juga cukup Mukmin saja( banyak yang percaya Allah, tetapi tidak melaksanakan perintah Allah).
Kembali kepada gaya hidup ke Arab-araban. Apa perlu?.
Perlu dan juga tidak perlu. Tergantung dimana anda menempatkan diri dan keberadaan anda.
Kalau anda seorang laki-laki Indonesia kemudian bermastautin/berdiam di Arab, anda perlu juga menyesuaikan budaya berpakaian anda. Yang sebaiknya, untuk menghormati budaya setempat, karena tidak bertentangan dengan Islam dan juga tidak menjatuhkan martabat anda sebagai orang Indonesia, boleh jugalah anda berpakaian secara Arab, sejauh tidak merepotkan anda. Toh hukumnya sunnah, karena mengikuti cara berpakaian Nabi ( walaupun sampai saat ini saya sendiri belum dapat literatur yang mendifinisikan bagaimanakah sebenarnya pakaian yang dipakai Rasulullah?). Yang saya tahu bahwa gamis adalah indentik dengan pakaian kebanyakan orang Arab, walaupun orang Arab sekarang sudah suka juga, malah keranjingan, pakai jas, yang indentik dengan pakaian Barat ( apakah orang Barat yang beragama Islam ataupun yang beragama lainnya ), terutama di Mesir dan Suriah, termasuk orang kita sendiri, baik Islam atau bukan, ketimbang pakai gamis atau baju kurung dan pakaian nasional/daerah lainnya, lebih baik pakai jas, tak perduli tengah hari atau tengah malam, waktu udara panas maupun udara dingin. Aneh?. Tidak!. Itulah budaya.
Anda tidak perlulah bergamis ria, kalau mau pergi kesawah atau mancing umpamanya, atau katakanlah kekampus atau ketempat kerja, dinegeri sendiri. Cukup dengan berpakaian sesuai daerah anda sejauh itu memenuhi persyaratan pakaian yang diboelhkan oleh agama Islam. Seandainya anda masih juga mau berpakaian gamis, monggo. Orang lain nggak perlu cemas atau mencak-mencak. Sederhana bukan?. Tidak menimbulkan macam-macam komentar. Kalau kampung/kota/daerah anda sebagian besar masyarakatnya bergamis, itu baru perlu. Selain mengikuti sunnah, juga mengikuti budaya masyarakat.
Sementara bagi yang wanita, sesuai dengan Firman Allah dalam Alquran Surat An-Nur ayat 31, maka wajib hukumnya menutup kepala dan menurunkan kerudungnya menutupi dada ( apakah model jilbab atau cukup kerudung saja, sejauh memenuhi kehendak agama, model – menurut saya- tidak menjadi problem ). Jadi bagi perempuan, menutup aurat, bukan hanya sekedar budaya tetapi kewajiban, kalau memang anda benar-benar pemeluk Islam yang baik. (Wallahu a’lam).
Mohon maaf kalau celotehnya kepanjangan.
Wassalam,
Neo Forty-Nine
Aug 13, 2007 @ 18:09:05
@{F4154LMAN}
Ya saya faham. Inti jawabannya adalah terima takdir dan dilarang menggunakan logika.
😀
@Raja Ahmad Ismail
Anda lebih faham dan memberikan komentar yang bersifat menguatkan alias mendukung. Terima kasih..
😀
Raja Ahmad Ismail
Aug 14, 2007 @ 12:21:27
@ #52 Caplang
Kalau Ka’bahnya ditaruh di Indonesia, khususnya Jawa atau Bali, saya jamin 100% pasti banyak nyang nyajenin.
Wong pohon bringin aja disajenin kok.
alex
Aug 15, 2007 @ 08:50:08
Yang paling aku ‘resahkan’ jika sudah bicara agama ya begini ini. Satu ngotot pake metode ala Thomas Paine, satu lagi ngotot dengan ayat yang “MEMANG SUDAH BEGITU”.
Setuju, Bung! Janganlah memaksa menjadi filsuf kalau untuk hari ini pun masalah hukum syariah belum terpecahkan, masalah riba masih diperselisihkan…
Kadang2 kita seperti pecandu ET, pecandu UFO yang nikmat melongok ke langit luar. Menduga-duga kehidupan di satu tempat di alam semesta, tapi mengenyampingkan kehidupan nyata di dunia kita sendiri.
Aku sendiri “sedikit anti-semit”. Dalam artian: anti terhadap Arab dan Israel yang menganggap diri mereka bangsa pilihan dan KARENA ITU boleh mengkelas-duakan bangsa lain. Tapi ini per individu, dan bukan semua. Aku membenci bangsawan dinasti Saud yang bermewah-mewah, namun tidak lantas membolehkan orang Arab dihina, jika ia bukan merupakan orang yang aku benci.
Seperti kutulis di blogk ini:
Bagi siapa? Bagi orang-orang ARAB yang memperlakukan TKW Indonesia macam binatang dan bukan semua.
Pada intinya aku nangkap maksud postingan ini. Tapi kritik untuk berhati-hati menggeneralisir, ada bagusnya dicermati.
Kemungkinan Wak Somad betul dalam beberapa poin. Cuma beda cara ngungkapin saja (IMHO). Beliau ndak mbela orang ARAB mati-matian, tapi juga menolak penyamarata-an berlebihan. Ada yang baik yang harus dimunculkan, dan itu bukan hanya sekedar bahasa belaka.
Islam itu lebih dari sekedar agama, ia juga idealisme. Dan idealisme “lebih terbuka” dalam hal suku bangsa, sementara agama masih mungkin mengenal bangsa-bangsa-an.
Apapun, tetap saja postingan ini bagus. Seperti pisau, tergantung mau dipakai untuk apa. Untuk mengajak debat hingga tegang urat-leher kah, atau untuk diskusi dan mencari titik temu, kiranya biar pembaca yang menentukan.
*just my gocap* 🙂
Neo Forty-Nine
Aug 15, 2007 @ 11:22:43
@Alex
Ho ho ho…
Terima kasih banyak Lex… jarang ada komentator seperti anda..senang mengenal anda
Soal anti antian…. jujur aku juga benci dengan yahudi yahudi yang suka makan doktrin “darah ras lain adalah darah binatang”. cuma sebatas itu aja kok.
Generalisasi memang tidak menyenangkan… namun seperti halnya generalisasi kita terhadap Ular bahwasanya Ular itu selalu berbahaya dan mematikan. Meski sebenarnya masih ada ular yang tidak berbisa
😀
Dari saya…: Saya ga mau kalau pakai baju gamis, dan berjenggot lebat lebat (karna jenggot saya tak kunjung lebat). gitu saja kok…
I’m sure you get what I mean
😀
😆
Peace!!!
alex
Aug 15, 2007 @ 13:17:27
Lha… ya sama kita, Rid *eh… benar namanya Farid, ya? :P* Aku juga ndak cocok pake baju begitu. Pernah dulu sampe debat sama anak kampus, yang bilang jeans itu ndak Islami.
Apa jawabku?
“Di Arab ngga ada yang pake baju Koko. Baju koko itu benarnya dari budaya Cina. Kok kamu pake? Di Palestina, anak-anak muda pejuang intifadha itu juga pake jeans. Kenapa nggak ada yang protes dari sana?”
Diam dia.
Kenapa? Karena dia, seperti beberapa lainnya, cuma memperbesar masalah-masalah kecil. Masalah-masalah simbol. Dari celana yang mesti di bawah lutut ala pendekar jaman Pitung, hingga ke rambut yang gondrong.
Padahal itu rambut cuma nutupi kuping dan sedikit tengkuk. Dan berhubung aku masih menjalani ritual shalat, apa akal? Kemana-mana bawa sarung dan peci model lipat. Apa aku harus sama? Ya nggak.
Ah… jenggot. Entah mungkin dulu ada leluhur yang campuran Hongkong *halahhh* berhubung Aceh itu suku bangsa yang udah berbaur sejak berabad lalu dengan bangsa-bangsa luar, bisa jadi itu alasan jenggotku ndak selebat mereka-mereka yang doyan piara jenggot. Apa mesti diakali dengan oles-oles biji kemiri yang dibakar??
Aku percaya, kita masih sama-sama muslim yang menolak kultus-individu dan rasis terhadap orang yang rasis. Melihat kebaikan dan keburukan dari kacamata sejarah yang ditulis dengan tinta, nanah dan darah.
Hahaha… you’re right. Untuk qiyas semacam ini aku ndak akan menolak. Ini kan lebih ke sikap berhati-hati. 🙂
*komen orang yang takut ular :P*
Btw, tetap saja menulis, walau dikatakan par-pir atau apapun. Dinilai buruk juga, ambil peduli. Kalau tidak ada ‘pikiran negatif’ bagaimana kita mesti menimbang utk berpikir ‘positif’.
Ah! Masa kita kalah dengan zamannya Ghazali dan Ibnu Farabi yang “ribut-ribut” perkara filsafat? Ghazali tulis kitab “Tahafut al-falasifah” (kesesatan para ahli filsafat), dibalas Farabi dengan “Tahafut al-tahafut” sebagai bantahan. Nggak ada legalisasi darah atau nyawa. Nggak ada murtad-murtadan.
Keep posting… 🙂
Raja Ahmad Ismail
Aug 15, 2007 @ 17:41:53
@ Alex
Cara berpakaian, sejauh itu masih sesuai dengan kondisi lingkungan dan tidak melanggar syar’i dan masih bisa dikatakan menutup aurat, kenapa harus dipermasaalahkan.
Kalau seseorang (laki-laki), yang tinggal disuatu lingkungan pesantren, kemudian berkeliaran hanya dengan memakai cawat/swimpack atau “kancut” alias kolor, mungkin ini akan menjadi pertanyaan besar. Ada apa gerangan?. Disegi syar’i mungkin dia tidak salah ( karena sebagian Ulama mengatakan bahwa aurat laki-laki adalah antara pusar dan lutut dan ada juga yang mengatakan hanya dubur dan qubul ), tetapi ditinjau dari segi kepatutan, ya memang tidak patut. Ini sekadar contoh dari segi kepatutan dan kondisi lingkungan.
Kalau kita, saking mau ngikutin sunah Rasul, harus pakai gamis saat kerja dipengeboran lepas pantai atau lagi membalak kayu dihutan, saya rasa juga tidak sesuai dengan keadaannya. Bisa-bisa mencelakakan diri sendiri.
Jadi pandai-pandailah melihat tempat dan waktu. Kalau kemesjid atau kepengajian, okelah. Patut dan sesuai. Dari segi kepatutan ok, sementara sunah Rasul terpenuhi, sejauh niatnya memang ikhlas.
Masaalah jenggot, juga memang ada suruhan sesuai dengan hadist Rasullullah : ” Potonglah kumis panjangkanlah jenggot”.
Dan juga ada hadist yang menyebutkan antara lain : Hak seorang muslim adalah menyambut salam, menghadiri undangan,………..memotong kumis dan memanjang jenggot, mencukur bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan.
Memaang Sunnah Rasul ada yang wajib dan ada pula yang sunat.
Suruhan ini (memanjangkan/memelihara jenggot) apakah sunat hukumnya atau wajib. Juga masih ada khilafiahnya. Yang menganggap wajib, silakan laksanakan, sementara yang berpendapat hanya suruhan sebatas sunat, ngikutin bagus- berpahala, nggak juga tidak apa-apa.
Pelihara jenggot, cukur bulu ketek dan kemaluan terdapat dalam satu hadist. Kenapa jenggot saja yang jadi sorotan. Kenapa, mencukur bulu ketek dan bulu kemaluan jarang kedengaran diperdebatkan. Apakah karena bulu-bulu ini bertempat tinggal dalam kawasan tertutup?. Jadi kita tidak tahu apakah sudah dikerjakan oleh Muslimin/Muslimah atau belum.
Pasal Rambut. Gondrong boleh, klimis oke. Rasul sendiri juga setelinga panjang rambut beliau. Dibelah tengah lagi model sisirannya. Ayo mari ramai-ramai belah tengah!!. Siapa takut….Sunnah Rasul. Rasul juga pernah berklimis ria waktu tahalul dalam manasik haji. Jadi, sekali lagi, gondrong boleh (asal rajin shampoan supaya nggak gatel-gatel), klimis juga monggo.
Soal orang Arab, tidak ada kelebihan Arab dari orang Ajam, kecuali taqwanya.
Contohnya, keturunan Arab di Betawi saja (dalam sinetron dikenal sebagai Wan Abud) dulunya banyak yang jadi rentenir. Padahal ngakunya keturunan Rasul. Padahal riba itukan haram.
Arab-arab asal Kuwait, Dubai, Oman, Qatar dan Bahrain, kalau ke Amrik atau Britain, malah lebih suka pake jas ketimbang pake gamis atau jubah.
Arab-arab kaya, syaikh minyak, banyak juga yang berkasino ria dan mabok-mabokan diluar negerinya. Termasuk baru-baru ini tersiar disurat kabar bahwa seorang syaikh minyak dari Dubai memecahkan rekor dugem termahal didunia (mungkin masuk Guinness of record kali ye). Pesta miras seharga 1,7m sebotol di sebuah kafe diluar negeri ( Inggeris kalau tidak salah). Jadi tidak semua orang Arab, termasuk yang Islam ( karena ada juga Arab Kristen ) adalah orang baik dan taat.
Contohnya pemerkosa TKW ( mungkin ini keturunan Abu Jahal dan Abu Lahab kaleee ). Saya tidak benci orang Arab, karena nabi kita juga orang Arab, tetapi saya juga termasuk orang yang sangat, sangat tidak suka dengan orang Arab yang berbuat seenaknya terhadap TKW. Sok bermoral dinegerinya, tetapi iblis dinegeri lain.
Wassalam,
Neo Forty-Nine
Aug 15, 2007 @ 17:56:07
@Raja Ahmad Ismail
Terima kasih penjelasannya…
Jadi ga papa kan saya gondrong, pakai baju kaos dan ga berjenggot lebat..
😀
Raja Ahmad Ismail
Aug 15, 2007 @ 18:30:13
@ Neo-Forty Nine,
Rid, sejauh “ente” berpakaian sesuai kaedah kepatutan dan tidak juga menyalahi hukum berpakaian dalam Islam (dengan kata lain sesuai syar’i-lah), maka ya monggo saja. Mau gondrong, silakan (asal rajin shampoan), Mau botak, silakan kalau tidak takut kepanasan.
Soal berpakaian kaos, saya ada satu cerita yang terjadi waktu saya menunaikan ibadah haji tahun 2000.
Seorang kawan, karena mungkin sudah merupakan kebiasaan dirumah sendiri dan lingkungan tempat tinggalnya, suatu hari di Mekah, keluar ke lobi maktab/hotel hanya berpakaian celana panjang dan berkaos singlet saja ( maktab ini khusus untuk jamaah haji Indonesia – Batam). Apa yang terjadi?. Tiba-tiba datang seorang Bangladesh penjaga maktab mendatanginya dan berkata : haram, haram! seraya menunjuk ke singlet yang dipakai kawan tadi dan menyuruh masuk kembali kekamar dan menukar pakaian.
Jadi, pelajaran yang dapat ditarik dari peristiwa ini adalah, lingkungan di Mekah (dimaktab tempat kami nginap) tidak membolehkan kita hanya bercelana panjang dan berkaos singlet, walaupun secara hukum syar’i, teman tadi tidak salah. Tetapi lingkungannya yang tidak tepat untuk bersinglet ria. Lain lagi kalau dilingkungan kita di Indonesia, bersinglet bukan suatu yang asing.
Sekali lagi, kondisi dan situasi suatu tempat juga harus kita pertimbangkan untuk berpakaian. Jangan salah menempatkan.
Begitu juga pernah terjadi pada jamaah wanita kita, walaupun berpakaian tertutup, tapi berdandan yang menor, lengkap dengan lipstics yang menyolok dan bedak yang tebal. Apa yang terjadi?. Sama. Dimarahi dan disuruh pulang, tidak boleh masuk mesjid.
satu lagi kejadian, seorang jamaah Indonesia, pergi sholat ke Masjidil Haram dengan mengenakan sarung tetapi berkaos oblong dengan aneka gambar warna warni (bukan polos). Kembali apa yang terjadi?. Anak muda ersebut tidak diperbolehkan masuk Masjidil haram oleh keamanan masjid.
Mudah-mudahan jadi pelajaran bagi kita. Mungkin suatu hal boleh ditempat kita, tetapi merupakan suatu ketidakpatutan ditempat orang.
Wassalam,
Neo Forty-Nine
Aug 15, 2007 @ 19:15:55
@Raja Ahmad Ismail
Oke..kalau begitu artinya pepatah “Dimana Bumi Dipijak di Situ Langit Dijunjung kan”?
😀
Terima kasih banyak penjelasannya dan berbagi pengalamannya.
😆
alex
Aug 16, 2007 @ 13:43:10
*lirik2 reply Raja Ahmad Ismail*
hmm… kalo banyak orang yang mau membuka diri seperti anda, nggak akan jadi buih deh umat agama ini….
🙂
Neo Forty-Nine
Aug 16, 2007 @ 14:39:14
@Alex
jadi ombak besar yang menghantam apapun halangan malahan Lex…
😀
hoek
Aug 16, 2007 @ 19:02:55
yah…intinya buat saia ini yang baru lulus SMA taon ini :
Arab : Negeri : Budaya : Bahasa : dsb
Islam : Agama : akidah : syariah : Fiqh : Hadist : dsb
nyambung ngga?
engga tho?
ywdha….jadi Arab ya arab, islam ya islam.
kalo mo jadi orang islam, ga perlu pake tetek bengek orang arab…
tolong kalo salah, dibenerin…maklum masih dangkal
nah, gimana kalo ada yang menyoal tentang budaya islam? brarti sama kaya budaya arab? jelas engga tho? budaya islam ya sesuai aja dengan ketentuan Islam…bukan ketentuan orang arab…kaya gitu ga segh?tapi bukan brarti karena islam brasal dari arab, brarti harus pake ketentuan orang arab..halah,,,saia malah jadi binun sendiri…
streit 2 the poin : saia setuju sekali dengan tulisan mas/om/pa’de/mbah (<<<merujuk koment yang katanya umurnya sudah ribuan tahun) farid?
matur nuwun….
Blue Generation Says....
Aug 16, 2007 @ 19:08:05
Ho ho ho…makasih makasih….makasih sudah bisa menganbil pelajaran dari sini….
hoek
Aug 16, 2007 @ 19:52:29
ew, lagi OL ya mas?bole OOT dunk? mo nanya negh, ad hominem itu apaan segh? saia ga mudenk he??sori sori OOT, soale saia ini O’ON…tq
Neo Forty-Nine
Aug 17, 2007 @ 01:33:28
Ad hominem bisa di klik
hoek
Aug 17, 2007 @ 18:18:04
mkasih mas, saia jadi ngerti…tapi ternyata ga cuma ad hominem yah…ada untem entum gitu…hwaaa…
*OOT*
atmo4th
Aug 19, 2007 @ 07:06:30
kalau dari indonesia, namanya korupsi..
Neo Forty-Nine
Aug 19, 2007 @ 17:04:57
@hoek & atmo4th
Ha ha ha… Makasih…. 😀
😐
😐
😐
Ical
Aug 23, 2007 @ 12:06:47
Mengenai masalah arab ini, aku punya banyak uneg-uneg, coba aja baca web site http://www.asyraaf.com , mereka sangat bangga sekali akan kehabiban atau kesyarifaannya, seolah-olah mereka ini orang suci yang bebas dari dosa dan selalu patuh pada ajaran agama. Meskipun mereka hanya keturunan Nabi Muhammad SAW dari putrinya Fatimah bukan dari anak laki2nya , tetapi mereka selalu mendasarkan pada hadits bahwa anak-anak dari Fatimah ini adalah keturunan penerus dari Nabi ( Saya ngak tahu apakah hadits ini sahih atau palsu , tetapi kelihatannya berbau syiah).
Mereka juga mewajibkan bahwa pernikahan hanya bisa dilakukan antara mereka saja dan haram untuk menikahi orang diluar mereka, dengan alasan kufu (sederajat), dikhawatirkan perkawinan yang tidak kufu akan merusak kemurnian keturunan mereka . Untuk itu mereka sekali lagi mengajukan hadits2 yang maknanya kelihatan dibengkokkan. Ibaratnya hanya mereka bangsa plihan Tuhan sedangkan kita bangsa Indonesia adalah pelengkap penderita saja. Dengan alasan Kufu ini , Laki-laki Arab tersebut dapat menikmati perempuan-perempuan pribumi dengan seenak-enaknya seperti di Sukabumi , Puncak atau Cianjur. Sedangkan perempuan mereka hanya dapat dinikmati oleh mereka saja. Begitupula yang terjadi di Saudi Arabia dengan dalil bahwa TKI itu sekelas dengan budak maka dengan seenaknya saja mereka memperkosa TKI kita. Sudah betapa banyak anak-anak Arab yang lahir karena pemerkosaan dan kawin kontrak.
Neo Forty-Nine
Aug 23, 2007 @ 20:58:49
Astaga… eklusifitas berlebihan ternyata…
B Ali
Aug 24, 2007 @ 21:07:46
Pertanyaan: Apakah Islam agama teroris?
Jawaban: Tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk menjadi teroris.
Tetapi, di dalam Al-Qur’an, ada banyak sekali ayat-ayat yang menggiring umat untuk melakukan hal-hal yang tidak manusiawi, seperti: kekerasan, anarki, poligami dengan 4 istri, anggapan selain muslim adalah orang kafir, dsb. Sikap-sikap tersebut tidak sesuai lagi dengan norma-norma kehidupan masyarakat modern.
Al-Qur’an dulu diracik waktu jaman tribal, sehingga banyak ayat-ayat yang tidak bisa dimengerti lagi seperti seorang suami diperbolehkan mempunyai istri 4. Dimana mendapatkan angka 4? Kenapa tidak 10, 25 atau bahkan 1000? Dalam hal ini, wanita tidak lagi dianggap sebagai manusia, tapi sebagai benda terhitung dalam satuan, bijian, 2, 3, 4 atau berapa saja. Terus bagaimana sakit hatinya istri yang dimadu (yang selalu lebih tua dan kurang cantik)? Banyak lagi hal-hal yang nonsense seperti ini di Al-Qur’an. Karena semua yang di Al-Qur’an dianggap sebagai kebenaran mutlak (wahyu Tuhan), maka umat muslim hanya menurutinya saja tanpa menggunakan nalar.
Banyak pengemuka muslim yang berusaha menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an supaya menjadi lebih manusiawi. Tapi usaha ini sia-sia saja karena ayat-ayat Al-Qur’an itu semuanya sudah explisit sekali. Sehingga tidak bisa ditawar lagi. Disamping itu, pemuka muslim atau siapa saja yang coba-coba memberi tafsiran yang lebih manusiawi tentang Al-Qur’an pasti mendapatkan ancaman terhadap keselamatan fisiknya.
Jadi umat muslim terjebak.
hatinurani21
Aug 26, 2007 @ 16:54:34
Di Forum Religiositas Agama, saya menemukan artikel yang menarik sekali. Ini situsnya: http://hatinurani21.wordpress.com/
MENGAPA KEBUDAYAAN JAWA MENGALAMI KEMUNDURAN YANG SIGNIFIKAN?
Pengantar
Manusia Jawa adalah mayoritas di Indonesia. Nasib bangsa Indonesia sangat tergantung kepada kemampuan penalaran, skill, dan manajemen manusia Jawa (MJ). Sayang sekali s/d saat ini, MJ mengalami krisis kebudayaan; hal ini disebabkan Kebudayaan Jawa (KJ) dibiarkan merana, tidak terawat, dan tidak dikembangkan oleh pihak2 yang berkompeten (TERUTAMA OLEH POLITISI). Bahkan KJ terkesan dibiarkan mati merana digerilya oleh kebudayaan asing (terutama dari timur tengah/Arab). Mochtar Lubis dalam bukunya: Manusia Indonesia Baru, juga mengkritisi watak2 negatip manusia Jawa seperti munafik, feodal, malas, tidak suka bertanggung jawab, suka gengsi dan prestis, dan tidak suka bisnis (lebih aman jadi pegawai).
Kemunduran kebudayaan Jawa tidak lepas dari dosa regim Orde Baru. Strategi regim Soeharto untuk melepaskan diri dari tuannya (USA dkk.) dan tekanan kaum reformis melalui politisasi agama Islam menjadikan Indonesia mengarah ke ideologi Timur Tengah (Arab). Indonesia saat ini (2007) adalah kembali menjadi ajang pertempuran antara: Barat lawan Timur Tengah, antara kaum sekuler dan kaum Islam, antara modernitas dan kekolotan agama. (mohon dibaca artikel yang lain dulu, sebaiknya sesuai no. urut)
Boleh diibaratkan bahwa manusia Jawa terusmenerus mengalami penjajahan, misalnya penjajahan oleh:
– Bs. Belanda selama 300 tahunan
– Bs. Jepang selama hampir 3 tahunan
– Regim Soeharto/ORBA selama hampir 32 tahun (Londo Ireng).
– Negara Adidaya/perusahaan multi nasioanal selama ORBA s/d saat ini.
– Sekarang dan dimasa dekat, bila tidak hati2, diramalkan bahwa Indonesia akan menjadi negara boneka Timur Tengah/Arab Saudi (melalui kendaraan utama politisasi agama).
Kemunduran kebudayaan manusia Jawa sangat terasa sekali, karena suku Jawa adalah mayoritas di Indonesia, maka kemundurannya mengakibatkan kemunduran negara Indonesia, sebagai contoh kemunduran adalah terpaan berbagai krisis yang tak pernah selesai dialami oleh bangsa Indonesia. Politisasi uang dan agama mengakibatkan percepatan krisis kebudayaan Jawa, seperti analisa dibawah ini.
Gerilya Kebudayaan
Negara2 TIMTENG/ARAB harus berjuang sekuat tenaga dengan cara apapun untuk mendapat devisa selain dari kekayaan minyak (petro dollar), hal ini mengingat tambang minyak di Timur Tengah (TIMTENG/Arab) adalah terbatas umurnya; diperkirakan oleh para ahli bahwa umur tambang minyak sekitar 15 tahun lagi, disamping itu, penemuan energi alternatip akan dapat membuat minyak turun harganya. Begitu negara Timur Tengah mendapat angin dari regim Orde Baru, Indonesia lalu bagaikan diterpa badai gurun Sahara yang panas! Pemanfaatan agama (politisasi agama) oleh negara asing (negara2 Arab) untuk mendominasi dan menipiskan kebudayaan setempat (Indonesia) mendapatkan angin bagus, ini berlangsung dengan begitu kuat dan begitu vulgarnya. Gerilya kebudayaan asing lewat politisasi agama begitu gencarnya, terutama lewat media televisi, majalah, buku dan radio. Gerilya kebudayaan melalui TV ini sungguh secara halus-nylamur-tak kentara, orang awam pasti sulit mencernanya! Berikut ini adalah gerilya kebudayaan yang sedang berlangsung:
– Dalam sinetron, hal-hal yang berbau mistik, dukun, santet dan yang negatip sering dikonotasikan dengan manusia yang mengenakan pakaian adat Jawa seperti surjan, batik, blangkon kebaya dan keris; kemudian hal-hal yang berkenaan dengan kebaikan dan kesucian dihubungkan dengan pakaian keagamaan dari Timur Tengah/Arab. Kebudayaan yang Jawa dikalahkan oleh yang Timur Tengah.
– Artis2 film dan sinetron digarap duluan mengingat mereka adalah banyak menjadi idola masyarakat muda (yang nalarnya kurang jalan). Para artis, yang blo’oon politik ini, bagaikan di masukan ke salon rias Timur Tengah/Arab, untuk kemudian ditampilkan di layar televisi, koran, dan majalah demi membentuk mind set (seting pikiran) yang berkiblat ke Arab.
– Bahasa Jawa beserta ungkapannya yang sangat luas, luhur, dalam, dan fleksibel juga digerilya. Dimulai dengan salam pertemuan yang memakai assalam…dan wassalam…. Dulu kita bangga dengan ungkapan: Tut wuri handayani, menang tanpo ngasorake, gotong royong, dsb.; sekarang kita dibiasakan oleh para gerilyawan kebudayaan dengan istilah2 asing dari Arab, misalnya: amal maruh nahi mungkar, saleh dan soleha, dst. Untuk memperkuat gerilya, dikonotasikan bahwa bhs. Arab itu membuat manusia dekat dengan surga! Sungguh cerdik dan licik.
– Kebaya, modolan dan surjan diganti dengan jilbab, celana congkrang, dan jenggot ala orang Arab. Nama2 Jawa dengan Ki dan Nyi (misal Ki Hajar …) mulai dihilangkan, nama ke Arab2an dipopulerkan. Dalam wayang kulit, juga dilakukan gerilya kebudayaan: senjata pamungkas raja Pandawa yaitu Puntadewa menjadi disebut Kalimat Syahadat (jimat Kalimo Sodo), padahal wayang kulit berasal dari agama Hindu (banyak dewa-dewinya yang tidak Islami), jadi bukan Islam; bukankah ini sangat memalukan? Gending2 Jawa yang indah, gending2 dolanan anak2 yang bagus semisal: jamuran, cublak2 suweng, soyang2, dst., sedikit demi sedikit digerilya dan digeser dengan musik qasidahan dari Arab. Dibeberapa tempat (Padang, Aceh, Jawa Barat) usaha menetapkan hukum syariah Islam terus digulirkan, dimulai dengan kewajiban berjilbab! Kemudian, mereka lebih dalam lagi mulai mengusik ke bhinekaan Indonesia, dengan berbagai larangan dan usikan bangunan2 ibadah dan sekolah non Islam.
– Gerilya lewat pendidikan juga gencar, perguruan berbasis Taman Siswa yang nasionalis, pluralis dan menjujung tinggi kebudayaan Jawa secara lambat namun pasti juga digerilya, mereka ini digeser oleh madrasah2/pesantren2. Padahal Taman Siswa adalah asli produk perjuangan dan merupakan kebanggaan manusia Jawa. UU Sisdiknas juga merupakan gerilya yang luar biasa berhasilnya. Sekolah swasta berciri keagamaan non Islam dipaksa menyediakan guru beragama Islam, sehingga ciri mereka lenyap.
– Demikian pula dengan perbankan, mereka ingin eksklusif dengan bank syariah, dengan menghindari kata bunga/rente/riba; istilah ke Arab2an pun diada-adakan, walau nampak kurang logis! Seperti USA memakai IMF, dan orang Yahudi menguasai finansial, maka manusia Arab ingin mendominasi Indonesia memakai strategi halal-haramnya pinjaman, misalnya lewat bank syariah.
– Keberhasilan perempuan dalam menduduki jabatan tinggi di pegawai negeri (eselon 1 s/d 3) dikonotasikan/dipotretkan dengan penampilan berjilbab dan naik mobil yang baik. Para pejabat eselon ini lalu memberikan pengarahan untuk arabisasi pakaian dinas di kantor masing2.
– Di hampir pelosok P. Jawa kita dapat menyaksikan bangunan2 masjid yang megah, dana pembangunan dari Arab luar biasa besarnya. Bahkan organisasi preman bentukan militer di jaman ORBA, yaitu Pemuda Pancasila, pun mendapatkan grojogan dana dari Timur Tengah untuk membangun pesantren2 di Kalimantan, luar biasa!
– Fatwa MUI pada bulan Agustus 2005 tentang larangan2 yang tidak berdasar nalar dan tidak menjaga keharmonisan masyarakat sungguh menyakitkan manusia Jawa yang suka damai dan harmoni. Bila ulama hanya menjadi sekedar alat politik, maka panglima agama adalah ulama politikus yang mementingkan uang, kekuasaan dan jabatan saja; efek keputusan tidak mereka hiraukan. Sejarah ORBA membuktikan bahwa MUI dan ICMI adalah alat regim ORBA yang sangat canggih. Saat ini, MUI boleh dikata telah menjadi alat negara asing (Arab) untuk menguasai
– Dimasa lalu, banyak orang cerdas mengatakan bahwa Wali Songo adalah bagaikan MUI sekarang ini, dakwah mereka penuh gerilya kebudayaan dan politik. Manusia Majapahit digerilya, sehingga terdesak ke Bromo (suku Tengger) dan pulau Bali. Mengingat negara baru memerangi KKN, mestinya fatwa MUI adalah tentang KKN (yang relevan), misal pejabat tinggi negara yang PNS yang mempunyai tabungan diatas 3 milyar rupiah diharuskan mengembalikan uang haram itu (sebab hasil KKN), namun karena memang ditujukan untuk membelokan pemberantasan KKN, yang terjadi justru sebaliknya, fatwanya justru yang aneh2 dan merusak keharmonisan kebhinekaan Indonesia!
– Buku2 yang sulit diterima nalar, dan secara ngawur dan membabi buta ditulis hanya untuk melawan dominasi ilmuwan Barat saat ini membanjiri pasaran di Indonesia. Rupanya ilmuwan Timur Tengah ingin melawan ilmuwan Barat, semua teori Barat yang rasional-empiris dilawan dengan teori Timur Tengah yang berbasis intuisi-agamis (berbasis Al-Quran), misal teori kebutuhan Maslow yang sangat populer dilawankan teori kebutuhan spiritual Nabi Ibrahim, teori EQ ditandingi dengan ESQ, dst. Masyarakat Indonesia harus selalu siap dan waspada dalam memilih buku yang ingin dibacanya.
– Dengan halus, licik tapi mengena, mass media, terutama TV dan radio, telah digunakan untuk membunuh karakater (character assasination) budaya Jawa dan meninggikan karakter budaya Arab (lewat agama)! Para gerilyawan juga menyelipkan filosofis yang amat sangat cerdik, yaitu: kebudayaan Arab itu bagian dari kebudayaan pribumi, kebudayaan Barat (dan Cina) itu kebudayaan asing; jadi harus ditentang karena tidak sesuai! Padahal kebudayaan Arab adalah sangat asing!
– Gerilya yang cerdik dan rapi sekali adalah melalui peraturan negara seperti undang-undang, misalnya hukum Syariah yang mulai diterapkan di sementara daerah, U.U. SISDIKNAS, dan rencana UU Anti Pornografi dan Pornoaksi (yang sangat bertentangan dengan Bhineka Tunggal Ika dan sangat menjahati/menjaili kaum wanita dan pekerja seni). Menurut Gus Dur, RUU APP telah melanggar Undang-Undang Dasar 1945 karena tidak memberikan tempat terhadap perbedaan. Padahal, UUD 1945 telah memberi ruang seluas-luasnya bagi keragaman di Indonesia. RUU APP juga mengancam demokrasi bangsa yang mensyaratkan kedaulatan hukum dan perlakuan sama terhadap setiap warga negara di depan hukum. Gus Dur menolak RUU APP dan meminta pemerintah mengoptimalkan penegakan undang-undang lain yang telah mengakomodir pornografi dan pornoaksi. “Telah terjadi formalisasi dan arabisasi saat ini. Kalau sikap Nahdlatul Ulama sangat jelas bahwa untuk menjalankan syariat Islam tidak perlu negara Islam,” ungkapnya. (Kompas, 3 Maret 2006).
– Puncak gerilya kebudayaan adalah tidak diberikannya tempat untuk kepercayaan asli, misalnya Kejawen, dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan urusan pernikahan/perceraian bagi kaum kepercayaan asli ditiadakan. Kejawen, harta warisan nenek moyang, yang kaya akan nilai: pluralisme, humanisme, harmoni, religius, anti kekerasan dan nasionalisme, ternyata tidak hanya digerilya, melainkan akan dibunuh dan dimatikan secara perlahan! Sungguh sangat disayangkan! Urusan perkawinan dan kematian untuk MJ penganut Kejawen dipersulit sedemikian rupa, urusan ini harus dikembalikan ke agama masing2! Sementara itu aliran setingkat Kejawen yang disebut Kong Hu Chu yang berasal dari RRC justru disyahkan keberadaannya. Sungguh sangat sadis para gerilyawan kebudayaan ini!
– Gerilya kebudayaan juga telah mempengaruhi perilaku manusia Jawa, orang Jawa yang dahulu dikenal lemah-lembut, andap asor, cerdas, dan harmoni; namun sekarang sudah terbalik: suka kerusuhan dan kekerasan, suka menentang harmoni. Bayangkan saja, kota Solo yang dulu terkenal putri nya yang lemah lembut (putri Solo, lakune koyo macan luwe) digerilya menjadi kota yang suka kekerasan, ulama Arab (Basyir) mendirikan pesantren Ngruki untuk mencuci otak anak2 muda. Akhir2 ini kota Solo kesulitan mendatangkan turis manca negara, karena kota Solo sudah diidentikan dengan kekerasan sektarian. Untuk diketahui, di Pakistan, banyak madrasah disinyalir dijadikan tempat brain washing dan baiat. Banyak intelektual muda kita di universitas2 yang kena baiat (sumpah secara agama Islam, setelah di brain wahing) untuk mendirikan NII (negara Islam Indonesia) dengan cara menghalalkan segala cara. Berapa banyak madrasah/pesantren di Indonesia yang dijadikan tempat2 cuci otak anti pluralisme dan anti harmoni? Banyak! Berapa jam pelajaran dihabiskan untuk belajar agama (ngaji) dan bahasa Arab? Banyak, diperkirakan sampai hampir 50% nya! Tentu saja ini akan sangat mempengaruhi turunnya perilaku dan turunnya kualitas SDM bgs. Indonesia secara keseluruhan! Maraknya kerusuhan dan kekerasan di Indonesia bagaikan berbanding langsung dengan maraknya madrasah dan pesantren2. Berbagai fatwa MUI yang menjungkirbalikan harmoni dan gotong royong manusia Jawa gencar dilancarkan!
– Sejarah membuktikan bagaimana kerajaan Majapahit, yang luarbiasa jaya, juga terdesak melalui gerilya kebudayaan Arab sehingga manusianya terpojok ke Gn. Bromo (suku Tengger) dan P. Bali (suku Bali). Mereka tetap menjaga kepercayaannya yaitu Hindu. Peranan wali Songo saat itu sebagai alat politis (mirip MUI dan ICMI saat ini) adalah besar sekali! Semenjak saat itu kemunduran kebudayaan Jawa sungguh luar biasa!
Tanda-tanda Kemunduran Budaya Jawa
Kemunduran kebudayaan manusia Jawa sangat terasa sekali, karena suku Jawa adalah mayoritas di Indonesia, maka kemundurannya mengakibatkan kemunduran negara Indonesia, sebagai contoh kemunduran adalah:
– Orang2 hitam dari Afrika (yang budayanya dianggap lebih tertinggal) ternyata dengan mudah mempedayakan masyarakat kita dengan manipulasi penggandaan uang dan jual-beli narkoba.
– Orang Barat mempedayakan kita dengan kurs nilai mata uang. Dengan $ 1 = k.l Rp. 10000, ini sama saja penjajahan baru. Mereka dapat bahan mentah hasil alam dari Indonesia murah sekali, setelah diproses di L.N menjadi barang hitech, maka harganya jadi selangit. Nilai tambah pemrosesan/produksi barang mentah menjadi barang jadi diambil mereka (disamping membuka lapangan kerja). Indonesia terus dengan mudah dikibulin dan dinina bobokan untuk menjadi negara peng export dan sekaligus pengimport terbesar didunia, sungguh suatu kebodohan yang maha luar biasa.
– Orang Jepang terus membuat kita tidak pernah bisa bikin mobil sendiri, walau industri Jepang sudah lebih 30 tahun ada di Indonesia. Semestinya bangsa ini mampu mendikte Jepang dan negara lain untuk mendirikan pabrik di Indonesia, misalnya pabrik: Honda di Sumatra, Suzuki di Jawa, Yamaha di Sulawesi, dst. Ternyata kita sekedar menjadi bangsa konsumen dan perakit.
– Orang Timur Tengah/Arab dengan mudah menggerilya kebudayaan kita seperti cerita diatas; disamping itu, Indonesia adalah termasuk pemasok devisa haji terbesar! Kemudian, dengan hanya Asahari, Abu Bakar Baasyir dan Habib Riziq (FPI), cukup beberapa gelintir manusia saja, Indonesia sudah dapat dibuat kalang kabut oleh negara asing! Sungguh keterlaluan dan memalukan!
– Kalau dulu banyak mahasiswa Malaysia studi ke Indonesia, sekarang posisinya terbalik: banyak mahasiswa Indonesia belajar ke Malaysia (bahkan ke S’pore, Thailand, Pilipina, dst.). Konyol bukan?
– Banyak manusia Jawa yang ingin kaya secara instant, misalnya mengikuti berbagai arisan/multi level marketing seperti pohon emas, dst., yang tidak masuk akal!
– Dalam beragamapun terkesan jauh dari nalar, bijak dan jauh dari cerdas, terkesan hanya ikut2an saja. Beragama tidak harus menjiplak kebudayaan asal agama, dan tidak perlu mengorbankan budaya lokal.
– Sampai dengan saat ini, Indonesia tidak dapat melepaskan diri dari berbagai krisis (krisis multi dimensi), kemiskinan dan pengangguran justru semakin meningkat, padahal negara tetangga yang sama2 mengalami krisis sudah kembali sehat walafiat! Peran manusia Jawa berserta kebudayaannya, sebagai mayoritas, sangat dominan dalam berbagai krisis yang dialami bangsa ini.
Penutup
Beragama tidak harus menjiplak kebudayaan asal agama. Gus Dur mensinyalir telah terjadi arabisasi kebudayaan. Kepentingan negara asing untuk menguasai bumi dan alam Indonesia yang kaya raya dan indah sekali sungguh riil dan kuat sekali, kalau negara modern memakai teknologi tinggi dan jasa keuangan, sedangkan negara lain memakai politisasi agama beserta kebudayaannya. Indonesia saat ini (2007) adalah sedang menjadi ajang pertempuran antara dua ideologi besar dunia: Barat lawan Timur Tengah, antara kaum sekuler dan kaum Islam, antara modernitas dan kekolotan agama. CLASH OF CIVILIZATION antar dua ideologi besar di dunia ini, yang sudah diramalkan oleh sejarahwan kelas dunia – Samuel Hutington dan Francis Fukuyama.
Tanpa harus menirukan/menjiplak kebudayaan Arab, Indonesia diperkirakan dapat menjadi pusat Islam (center of excellence) yang modern bagi dunia. Seperti pusat agama Kristen modern, yang tidak lagi di Israel, melainkan di Itali dan Amerika. Beragama tanpa nalar disertai menjiplak budaya asal agama tersebut secara membabi buta hanya akan mengakibatkan kemunduran budaya lokal sendiri! Maka bijaksana, kritis, dan cerdik sangat diperlukan dalam beragama.
Neo Forty-Nine
Aug 26, 2007 @ 17:29:00
Hmmm…ini juga komen kopipaste….
Imam Nasima
Aug 26, 2007 @ 22:09:57
Keistimewaan bahasa Arab barangkali tak lebih dari praduga manusia saja. Karena, semua yang ada di dunia di hadapan-Nya tak lebih dari fana, “kullu man ‘alaiha fan” (Ar-Rahman, 26). Tapi, benar, bahwa manusia sepanjang hidupnya selalu mencoba mencipta pagoda-pagoda fana untuk menggapai Cinta. Kadang justru dengan mengubur tujuan itu sendiri. Kalau tertarik untuk memahami lebih lanjut fenomena sosial politik pasca wafatnya Rasulullah dan kondisi umat Islam dewasa ini, coba anda baca buku Reza Aslan “No god but God” (2005). Sedikit banyak bisa kita lihat apa sejatinya hakekat ‘Clash of Civilization’ ala Huntington yang terlalu simplistik itu. ‘Clash’ bisa saja terjadi, bahkan di dalam satu agama tertentu, termasuk Islam. Tinggal bagaimana kita menyikapi kondisi tersebut saja. Semoga kedamaian selalu menyertai anda dan kita semua.
Neo Forty-Nine
Aug 26, 2007 @ 23:35:20
Intinya Bahasa Arab tidak istimewa? Baik, pendapat dan paparan anda saya tampung…
dilu
Aug 27, 2007 @ 08:39:18
tentang pakaian wanita sono yang hanya ninggalin lubang mata untuk lihat karena keadaan arab yang berdebu-debu.. kita di negri yang full polution ni, lebih perlu lagi untuk berpakaian seperti begituan kalo pas lagi di jalan raya, bahkan yang cowok-cowok juga…
kalo baca-baca di buku-buku tafsir Quran (tafsir ibnu katsir, dll + hadist2x) tentang turunnya ayat perintah wanita memakai hijab, diceritakan kalo sebelum turun ayat perintah itu wanita-wanita sono berpakaian dengan lobang leher yang guedde. Lalu ketika ayat perintah turun, wanita-wanita di pasar langsung berlarian mengambil apa saja yang bisa digunakan untuk menutup kepala hingga dada mereka. Dan sejak saat iti tuh wanita-wanita muslim arab selalu menutupkan kain dari atas kepala hingga seluruh tubuhnya kalo pas lagi di jalanan, tempat-tempat umum lainnya, dan dihadapan laki-laki yang bukan mahromnya.
Jelasnya rujuk langsung saja deh ke kitab-kitab tafsir..
Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
Aug 28, 2007 @ 07:51:34
KENAPA ISLAM HARUS BERASAL DARI ARAB?
YANG PASTI MENURUT HUJJAH NABI MUHAMMAD SAW. DIDALAM KITAB SUCINYA SENDIRI ADALAH YANG SESUAI DENGAN MAKSUD:
AT TAUBAH (9) AYAT 97: ORANG-ORANG ARAB ITU (ATAU KEARAB-ARABAN ITU) LEBIH SANGAT (DALAM) KEKAFIRANNYA DAN SANGAT (DALAM) KEMUNAFIKANNYA, DAN LEBIH BAIK (WAJAR) BAHWA MEREKA TIDAK MENGETAHUI HUKUM-HUKUM (ATURAN DALIL RUMUSAN YANG ADA DIDALAM KITAN SUCI SEPERTI ALI IMRAN (3) AYAT 79, AL AN AAM (6) AYAT 89, AL JAATSIYAH (45) AYAT,16, ANNISAA (4) AYAT 69, AL MAIDAH (5) AYAT 66,68, DLL.) YANG DITURUNKAN ALLAH KEPADA RASUL-NYA (SEJAK ADAM SAMPAI KIAMAT, ARTINYA HABIS GELAP TERBITLAH TERANG SESUAI AL QIYAMAH (75) AYAT 6-15, AL BAQARAH (2) AYAT 257)
KESIMPULANNYA WALAU ORANG ARAB MENGETAHUI HUKUM-HUKUM ALLAH MASIH DILANGGAR JUGA OLEH ORANG ARAB!.
WASALAM, SOEGANA GANDAKOESOEMA, PEMBAHARU PERSEPSI TUNGGAL AGAMA MILLENNIUM KE-3 MASEHI.
aibnu
Aug 28, 2007 @ 17:48:13
Al Mukminun 110-111 :” Tetapi kamu jadikan mereka (mukmin) bahan olok-olokkan, Sehingga kamu lupa….Waktu kamu mentertawakan mereka….Sesungguhnya mereka itu orang yang menang”.
blueberry
Aug 29, 2007 @ 16:45:57
ngarang neh semuanya,
kenapa Quran berbahasa arab? ya karena nabi-Nya berasal dari ARAB!
Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al Qur’an itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang.(QS 19:97)
klo nabi-Nya turun di Jepang ya udah pasti bahasa kitabnya juga bahasa Jepang
Komentar Cabul « keblog
Sep 07, 2007 @ 11:09:03
abdulsomad
Sep 23, 2007 @ 09:00:51
Assalamualaikum wr wb
ALHAMDULILLAH 1 bulan lebih kami habiskan di LAMONGAN dan SURABAYA
ber-SILATURAHMI pada ULAMA dan USTADZ di kawasan Surabaya dan Lamongan
Pulang dari sanasedikit oleh oleh dari para ustadz dan alim Ulama di sana
Kenapa ISLAM turun di ARAB?
mereka rata rata memberikan jawaban yang mengesankan
…. karena BANGSA ARAB adalah BANGSA PILIHAN ALLAH
walau mereka “Jahiliyah pada masanya” tetapi ada suatu SIFAT mereka yang di SUKAI oleh ALLAH, maka ALLAH tetapkan PilihanNYA pada BANGSA ARAB
…. ada lagi…. BANGSA ARAB adalah bangsa yang mau cepat berubah,
Nabi Muhammad Rasulullah SAW cuma butuh waktu 23 Tahun, untuk menjadi kan seluruh penduduk di Jazirah ARAB menjadi BERADAB dan BERPERADABAN
Bandingkan dengan Indonesia yang sudah merdeka 60 tahun lebih, perubahan apa yang di dapat? banggakah kita dengan menjadi penduduk Indonesia?
peace bung Farid
Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
Oct 29, 2007 @ 21:18:37
Kenapa Islam Harus Berasal Dari Arab:
Jawaban Al Quran sendiri adalah: At Taubah (9) ayat 97: Orang-orang Arab itu adalah sekafir-kafirnya dan semunafik-munafiknya, lebih baik mereka tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan ALlah kepada Rasulnya (dan orang-orang Indonesia tidak dimasukkan golongan ini).
Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
aibnu
Nov 02, 2007 @ 19:22:47
الأَعْرَابُ أَشَدُّ كُفْراً وَنِفَاقاً وَأَجْدَرُ أَلاَّ يَعْلَمُواْ حُدُودَ مَا أَنزَلَ اللّهُ
عَلَى رَسُولِهِ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Qs At’Taubah. 97. Orang-orang Arab Badwi itu , lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan sangat wajar (=dapat dimaklumi jika) tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Nb: orang-orang Badwi ialah orang-orang Arab yang berdiam di padang pasir yang hidupnya selalu berpindah-pindah).
وَمِنَ الأَعْرَابِ مَن يَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ مَغْرَماً وَيَتَرَبَّصُ بِكُمُ الدَّوَائِرَ عَلَيْهِمْ دَآئِرَةُ السَّوْءِ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Qs At Taubah 98. Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah), sebagi suatu kerugian, dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
وَمِنَ الأَعْرَابِ مَن يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ قُرُبَاتٍ عِندَ اللّهِ وَصَلَوَاتِ الرَّسُولِ أَلا إِنَّهَا قُرْبَةٌ لَّهُمْ سَيُدْخِلُهُمُ اللّهُ فِي رَحْمَتِهِ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Qs At ‘Taubah 99. Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh do’a Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat (surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
: Dengan nama Allah yg Maha Pemurah lagi Penyayang,
Beginilah kelengkapan isi Qs At Taubat 97-99
QS. Ash Shaff 8 : Mereka (kafir/Munafik) ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci
Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
Nov 03, 2007 @ 11:06:45
At Taubah (9) ayat 99: Hari kemudian atau disebut juga hari akhir (sesuai dengan maksud Al Baqarah (2) ayat 4,5) kaya apa wujudnya hidup diakhirat setelah mati/alam baqa, kami belum mengetahui, sedang soal ruh hanya Allah yang tahu sesuai Al Isro (17) ayat 85, kami sama sekali buta tentang ruh disana karena kami belum pernah datang kesana.
Tetapi manusia sok tahu menjelaskan tentang hidup disana padahal dia belum pernah datang kesana dan balik lagi kesini dan menjelaskan.
Kami memilih pandangan tidak tahu-menahu tentang ruh atau bodoh dibandingkan dengan Allah.
Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
Soegana Gandakoesoema, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
Nov 12, 2007 @ 12:28:14
1. At Taubah (9) ayat 97: jumlahnya 45,95%
2. At Taubah (9) ayat 98: Jumlahnya 45,95%
3. At Taubah (9) ayat 99: Jumlahnya 0,10%
Contohnya penyumbang sunami Aceh yang banyak siapa?
Wasalam, Pembaharu Persepsi Tunggal Agama millennium ke-3 masehi.
Mr.Nunusaku
Feb 21, 2008 @ 21:39:03
Serius ni….mengapa kebohongan bangsa Arab melalui titipan
Al Quran yang dititipkan kebohongan dari Muhammad harus dianggap wahyu Allah….? padahal itu ciptaan bangsa Arab, bukan ciptaan dari Allah. Kita jangan tertipu oleh bangsa Arab, dengarkan apa yang di katakan ilmuwan Mesir;
Prof, Dr. Nasr Hamid Abu Zays ilmuwan Mesir yang melecehkan
Al Quran sekarang menjadi guru besar di Leiden Belanda dia
mengatakan:
ISLAM BUKAN AGAMA CIPTAAN TUHAN, MELAINKAN CIPTAAN BANGSA ARAB. AL QURAN BUKAN WAHYU ALLAH, TETAPI ADALAH KARANGAN MUHAMMAD BANGSA ARAB .
DAN MUHAMMAD BANYAK MENITIPKAN KEBOHONGAN BESAR,
DAN AL QURAN ADALAH SAMA SEPERTI RUMPUT.
INILAH SEORANG ILMUWAN MESIR YANG MELECEHKAN ISLAM
SEKARANG MENJADI GURU BESAR DI BELANDA, MURIDNYA ADA SEBAHAGIAN DARI INDONESIA YANG MENGIKUTI PENDIDIKAN AGAMA DIBAWAH PIMPIN GURU BESAR INI.
resist
Feb 25, 2008 @ 00:13:42
Kenapa wahyu diturunkan di Arab, bukan di tempat lain?
Karena orang Arab selalu memerlukan wahyu.
Sekarangpun orang Arab masih menunggu wahyu lagi karena di sebagian besar negara-negara arab kehidupan sehari-hari sangat susah.
Kenapa wahyu Arab tidak diturunkan di Jawa?
Karena orang Jawa tidak memerlukan wahyu dari Arab. Orang Jawa sudah hidup enak, yaitu: bakso murah, nasi campur, gulai kambing, gudeg … wah sorgalah…
Mr.Nunusaku
Feb 28, 2008 @ 03:28:56
Hanya satu hal yang saya mau katakan;
Mengapa Muhammad menitipkan kebohongan bagi umatn islam…?
Dalam islam ada istilah yang dibawakan oleh Uztad tentang Al Quran yang diterangkan bagi muridnya, tidak boleh bertaya kalau banyak bertaya berarti kurang imannya. Istilahnya harus membeo tetap dititipkan kebohongan pada muslim. Dengan kata lain pencucian otak dalam kebohongan tentang agama islam yang penuh dengan segala kebohongan bangsa Arab.
Agama: Pisau Bermata Tolu
Feb 29, 2008 @ 16:28:31
Saya menemukan artikel yang menarik sekali tentang: Agama: Pisau Bermata Tolu.
Ini linknya: http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=1326
Selamat membaca dan terima kasih,
dydy
Mar 10, 2008 @ 03:40:46
tulisan bagus mas…senang saya bacanya…termasuk semua komentarnya…
Duladi
Mar 21, 2008 @ 05:03:01
Kebohongan yang berhasil menipu sessama manusia, itulah Muhammad dari padang pasir melalui agama ciptaannya akhirnya mereka bersedia menjadi teroris demi politik ciptaan bangsa Arab melalui Al Quran yang statusnya seperti rumput yang sekarang ilmuwan mesir banyak yang murtad, karena mengetahui tentang penipuan Muhammad yang mereka mengatakan nabi terakhir, padahal alias nabi palsu yang pernah ngesek dengan anak umur 9 tahun yang bernama Aysah.
Inilah nabi terakhir Muhammad yang berhasil dalam kebohongan akhirnya mati diracuni….
yang sekarang ada diliang kubur Medina Arab.
Jika ada disitus ini yang mempunyai anak perempuan berumur 9 tahun, dapat berbagi ranjang dengan saya sesuai apa yang Muhammad lakukan, dan saya bersumpa untuk memeluk agama islam.
duniabaruku
Mar 21, 2008 @ 15:42:08
Hua,,,ha,,,hu,,,,
Banyak belajar aja nih Om dan Tante…moga aja nggak asal nulis…yang bermutu dunkz….
taufik79
Mar 28, 2008 @ 21:12:23
no comment
gotro
Apr 06, 2008 @ 23:36:28
Yaa ALLAH Berilah petunjukmu yg nyata buat orang2 ini,seperti Engkau telah
memberikan petunjukMu padaku,karena aku pun pernah Tergelincir seperti mereka..
amin…
Kantor « Generasi Biru
Jul 31, 2008 @ 18:17:49
punk
Oct 30, 2008 @ 16:27:11
karna bangsa arab dulu bejat2
truz dateng dah rasull muhammad saw
dan buktinya mana………
israel
orang2 pinter
gw tanya bisa g u rubah AL QUR’AN
1 ayat aja ????????
bukan bhs indonesia nya ya mas…….
karna umat kami tidak mengajarkan dengan bhs indonesia
punk
Oct 30, 2008 @ 16:34:08
yang telah dijanjikan ALLAH SWT bagi AL QUR’AN tidak lah ada yang bisa merubah jin maupun manusia
makannya mas semua…..
Dunia itu hancur karna kebodohan orang2…..
orang2 yang hanya melihat berita yang tidak jelas
lalu meninggalkan yang jelas
Dan u semua didunia adalah orang2 yang melihat ketidak jelasan…
Tapi u akan ditemukan pemecah kenikmatan Ya itu kematian
Dan sangat nyata…..
umat kami tidak takut mati
karna dunia hanya sebuah cobaan yang membosankan
lalu ALLAH SWT meniupkan harapan……..
punk
Oct 30, 2008 @ 16:49:16
Masalah poligami
gw tanya ma u………..semua….
dulu sebelum islam bagaimana perempuan di perlakukan
kt penyair dulu TEMPAT TERBAIK BAGINYA ADALAH DIKUBUR HIDUP
DICINA SUAMI MATI ISTRI DIKUBUR HIDUP2
LU TAU EMANG SYARAT2 POLIGAMI UDAH BERANI NGOMONG SOAL POLIGAMI
MASALAH UMAT ISLAM DAKWAH DENGAN KEKERASAN?
boong tu semua.saidinna Umar dakwah dengan perang.
Ya itu bener karna mereka dulu diperangi DULUAN
GW TAU AGAMA U G NGAJARIN KEKERASAN
AGAMA KAMI DIAJARKAN MEMPERTAHANKAN HAK2 NYA
U PIKIR PEJUANG INDONESIA DULU ORANG APA?
ORANG ISLAM SAMPAI INDONESIA BISA MERDEKA,YA KARNA ITU SEMUA SERUAN JIHAD
GW TAU ORANG MACAM U SEMUA
Tentang….. « Generasi Biru
Apr 27, 2009 @ 17:57:05
Ahadith Dan Najd « A Sort of Homecoming
Feb 20, 2010 @ 12:18:58
Mr.Nunusaku
Apr 13, 2012 @ 20:32:31
Mengapa islam harus dari Arab….? jawabannya karena bangsa Arab banyak penipuannya. Kata IBN WARRAG, Muhammad adalah nabi palsu, penipu, tukang kawin, dan pemimpin haus darah.
Jadi islam harus dari Arab, karena dari sana banyak kepalsuan seperti Muhammad telah menciptakan agama islam berasal dari Arab dalam penipuan dengan menciptakaan Allah SWT bangsa Arab yang memang Allah SWT juga bersatu dalam ingatan penipuan dengan bangsa Arab agar tercipta islam kedunia ini, dan nabi cabul Muhammad terkenal dengan sebutan: ‘SEKS SUCI ISLAM MUHAMMAD’.
Karena dari Arab dusta beranak dusta dan terciptalah ajaran Muhammad,
dengan karangan Al Quran yang katanya wahyu dari Allah SWT dengan banyak bersumpah palsu.
Seorang nabi yang terlalu berani memakai nama Allah, perkataan yang tidak Aku perintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati. (Ulangan 18;20).
Nubuatan firman ini telah digenapai terhadap nabi palsu Muhammad yang telah dikirim keneraka.
MASUKAN KATA SANDI KE GOOGLE; MUHAMMAD SPEAKS FROM HELL-YOUTUBE.
kESAKSIAN NYATA KUNJUNGAN DARI NERAKA.
Ipung
Sep 14, 2012 @ 09:53:47
la kalau Agama Islam diturunkan di Arab,emangnya U mau protes,nek protes ya ama yang kuasa aja…..emangnya U dan bangsa lain merasa apik dan buaiiik atau merasa jueeeleeek hingaa harus diturunkan sebuah agama yang sangat baik…aneh aneh aja,otak kita tak kan pernah sampai untuk berfikir tentang kehendak Tuhan yang Agung